Selasa, 19 April 2022

COVID-19

 

COVID-19

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia.

COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah jenis penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering disebut virus Corona. Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Setelah itu, COVID-19 menular antarmanusia dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan.

Penyebarannya yang cepat membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

A.     Tingkat Kematian Akibat COVID-19

Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 10 Agustus 2020 adalah 125.396 orang dengan jumlah kematian 5.723 orang.

Dari kedua angka ini dapat disimpulkan bahwa case fatality rate atau tingkat kematian yang disebabkan oleh COVID-19 di Indonesia adalah sekitar 4,6%. Case fatality rate adalah presentase jumlah kematian dari seluruh jumlah kasus positif COVID-19 yang sudah terkonfirmasi dan dilaporkan.

Merujuk pada data tersebut, tingkat kematian (case fatality rate) berdasarkan kelompok usia adalah sebagai berikut:

1.    0–5 tahun: 1,90%

2.    6–30 tahun: 0,9%

3.    31–45 tahun: 2,2%

4.    46–59 tahun: 7,3%

5.    >60 tahun: 15,5%

Dari seluruh penderita COVID-19 yang meninggal dunia, 1% berusia 0–5 tahun, 5,9% berusia 6–30 tahun, 15,2% berusia 31–45 tahun, 39,4% berusia 46–59 tahun, dan 38,8% berusia 60 tahun ke atas.

Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 59,2% penderita yang meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 40,8% sisanya adalah perempuan.

B.     Penyebab COVID-19

COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru dari coronavirus (kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus Corona bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia.

COVID-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, diketahui bahwa infeksi ini juga bisa menular dari manusia ke manusia. Penularannya bisa melalui cara-cara berikut:

1.    Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 bersin atau batuk

2.    Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah menyentuh benda yang terkena droplet penderita COVID-19

3.    Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita COVID-19 tanpa mengenakan masker

CDC dan WHO menyatakan COVID-19 juga bisa menular melalui aerosol (partikel zat di udara). Meski demikian, cara penularan ini hanya terjadi dalam prosedur medis tertentu, seperti bronkoskopi, intubasi endotrakeal, hisap lendir, dan pemberian obat hirup melalui nebulizer.

C.    Faktor Risiko COVID-19

COVID-19 dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila menyerang orang lanjut usia, ibu hamil, perokok, penderita penyakit tertentu, dan orang yang daya tahan tubuhnya lemah, seperti penderita kanker.

Karena mudah menular, penyakit ini juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, tenaga medis dan orang yang melakukan kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).

D.    Gejala COVID-19

Gejala awal infeksi COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak atau berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut di atas muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus COVID-19.

Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi COVID-19, yaitu:

1.    Demam (suhu tubuh di atas 38°C)

2.    Batuk kering

3.    Sesak napas

Selain gejala di atas, ada beberapa gejala lain yang jarang terjadi, tetapi juga bisa muncul pada infeksi COVID-19, yaitu:

1.    Mudah lelah

2.    Nyeri otot

3.    Nyeri dada

4.    Sakit tenggorokan

5.    Sakit kepala

6.    Mual atau muntah

7.    Diare

8.    Pilek atau hidung tersumbat

9.    Menggigil

10. Bersin-bersin

11. Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau

Gejala COVID-19 bisa muncul dalam 2 hari sampai 2 minggu setelah seseorang terinfeksi virus penyebabnya. Untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona, diperlukan rapid test atau PCR.

Pada beberapa penderita, COVID-19 dapat tidak menimbulkan gejala sama sekali. Orang yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19 melalui pemeriksaan RT-PCR namun tidak mengalami gejala disebut sebagai kasus konfirmasi asimptomatik. Penderita ini tetap bisa menularkan COVID-19 ke orang lain.

Pada bulan juli 2020, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengganti istilah operasional lama pada COVID-19, seperti ODP, PDP, OTG menjadi istilah baru, yakni suspek, probable, dan konfirmasi.

E.     Kapan harus ke dokter

Segera lakukan isolasi mandiri bila mengalami gejala infeksi COVID-19 seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika dalam 2 minggu terakhir berada di daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau kontak dengan penderita COVID-19. Setelah itu, hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.

Bila mencurigai diri kita terpapar COVID-19 tapi tidak mengalami gejala apa pun, tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit. Cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi kontak dengan orang lain.

Bila muncul gejala baru, tanyakan kepada dokter melalui telepon atau aplikasi kesehatan online, misalnya ALODOKTER, mengenai tindakan apa yang perlu dilakukan dan obat apa yang perlu dikonsumsi.

Bila gejala yang kita alami memberat atau memerlukan pemeriksaan langsung oleh dokter, bisa membuat janji konsultasi dengan dokter melalui aplikasi ALODOKTER agar bisa diarahkan ke dokter terdekat yang dapat membantu kita.

F.     Diagnosis COVID-19

Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi COVID-19, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, riwayat perjalanan pasien, dan apakah sebelumnya pasien ada kontak dekat dengan orang yang diduga terinfeksi COVID-19. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan berikut:

1.    Rapid test, untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona

2.    Tes PCR  (polymerase chain reaction) atau swab test, untuk mendeteksi virus Corona di dalam dahak

3.    CT scan atau Rontgen dada, untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru

4.    Tes darah lengkap, untuk memeriksa kadar sel darah putih dan C-reactive protein

Perlu diketahui, rapid test pada COVID-19 hanya digunakan sebagai tes skrining atau pemeriksaan awal, bukan untuk memastikan diagnosis COVID-19. Hasil rapid test positif belum tentu menandakan terkena COVID-19. Bisa saja mendapatkan hasil positif bila pernah terinfeksi virus lain atau coronavirus jenis lain.

Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 negatif juga belum tentu menandakan bahwa terbebas dari COVID-19. Oleh sebab itu, apa pun hasil rapid test, konsultasikan dengan dokter agar dapat diberikan pengarahan lebih lanjut, termasuk perlu tidaknya mengonfirmasi hasil tes tersebut dengan tes PCR.

G.    Pengobatan COVID-19

Sampai saat ini, belum ada obat untuk mengatasi penyakit COVID-19. Jika kita di diagnosis COVID-19 tetapi tidak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala ringan, bisa melakukan perawatan mandiri di rumah, yaitu:

1.    Lakukan isolasi mandiri selama 2 minggu dengan tidak keluar rumah dan menjaga jarak dengan orang dalam satu rumah.

2.    Ukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari.

3.    Cuci tangan dengan sabun, air mengalir, atau hand sanitizer.

4.    Banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh.

5.    Istirahat yang cukup untuk mempercepat proses penyembuhan.

6.    Konsumsi obat pereda batuk, demam, dan nyeri, setelah berkonsultasi dengan dokter.

Perhatikan gejala yang kita alami dan segera hubungi dokter jika gejala memburuk.

Penelitian menunjukkan bahwa pasien COVID-19 dengan gejala ringan dapat sembuh dalam 2 minggu. Namun, sebelum mengakhiri isolasi mandiri dan kembali beraktivitas, tetap lakukan konsultasi dengan dokter.

Jika didiagnosis COVID-19 dan mengalami gejala berat, dokter akan merujuk untuk menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan. Metode yang dapat dilakukan dokter antara lain:

1.    Memberikan obat untuk mengurangi keluhan dan gejala

2.    Memasang ventilator atau alat bantu napas

3.    Memberikan infus cairan agar tetap terhidrasi

4.    Memberikan obat pengencer darah dan pencegah penggumpalan darah

`Penelitian untuk mencari metode pengobatan yang efektif dalam mengatasi penyakit COVID-19 masih terus dilakukan. Beberapa jenis obat yang diteliti untuk mengatasi COVID-19 adalah remdesivir, lopinavir-ritonavir, dan favipiravir.

Di antara obat-obatan tersebut, remdesivir dinilai paling efektif dalam mengatasi COVID-19 pada beberapa pasien. Meski demikian, penelitian tentang efektivitas remdesivir masih terus berlanjut.

H.    Komplikasi COVID-19

Pada kasus yang parah, infeksi COVID-19 bisa menyebabkan komplikasi serius berupa:

1.    Gagal napas akut

2.    Pneumonia

3.    Gagal jantung akut

4.    Gagal hati akut

5.    Infeksi sekunder pada organ lain

6.    Gagal ginjal

7.    Gangguan pembekuan darah

8.    Rhabdomyolysis

9.    ARDS (acute respiratory distress syndrome)

10. Syok septik

11. Kematian

I.       Pencegahan COVID-19

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona penyebab COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

1.    Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 2 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.

2.    Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan.

3.  Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.

4.    Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.

5.    Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.

6.    Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi COVID-19, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.

7.    Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.

8.    Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable) yang sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak menularkan virus Corona ke orang lain, yaitu:

1.    Lakukan isolasi mandiri dengan tinggal di ruangan yang terpisah dengan orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.

2.    Konsumsi obat-obatan yang disarankan oleh dokter.

3.    Lakukan pengukuran suhu 2 kali sehari, pagi dan malam hari.

4.    Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.

5.    Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.

6.    Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh.

7.    Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.

8.   Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain.

9.    Pakai masker dan sarung tangan bila terpaksa harus berada di tempat umum, seperti rumah sakit atau sedang bersama orang lain.

10. Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.

Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah sakit, seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, perlu ditangani secara berbeda dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19.

Tujuannya adalah untuk mencegah penularan COVID-19 selama berada di rumah sakit. Konsultasikan dengan dokter mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TULIS IDENTITAS KALIAN DENGAN LENGKAP