Selasa, 19 April 2022

COVID-19

 

COVID-19

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia.

COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah jenis penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering disebut virus Corona. Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Setelah itu, COVID-19 menular antarmanusia dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan.

Penyebarannya yang cepat membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

A.     Tingkat Kematian Akibat COVID-19

Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 10 Agustus 2020 adalah 125.396 orang dengan jumlah kematian 5.723 orang.

Dari kedua angka ini dapat disimpulkan bahwa case fatality rate atau tingkat kematian yang disebabkan oleh COVID-19 di Indonesia adalah sekitar 4,6%. Case fatality rate adalah presentase jumlah kematian dari seluruh jumlah kasus positif COVID-19 yang sudah terkonfirmasi dan dilaporkan.

Merujuk pada data tersebut, tingkat kematian (case fatality rate) berdasarkan kelompok usia adalah sebagai berikut:

1.    0–5 tahun: 1,90%

2.    6–30 tahun: 0,9%

3.    31–45 tahun: 2,2%

4.    46–59 tahun: 7,3%

5.    >60 tahun: 15,5%

Dari seluruh penderita COVID-19 yang meninggal dunia, 1% berusia 0–5 tahun, 5,9% berusia 6–30 tahun, 15,2% berusia 31–45 tahun, 39,4% berusia 46–59 tahun, dan 38,8% berusia 60 tahun ke atas.

Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 59,2% penderita yang meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 40,8% sisanya adalah perempuan.

B.     Penyebab COVID-19

COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru dari coronavirus (kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus Corona bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia.

COVID-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, diketahui bahwa infeksi ini juga bisa menular dari manusia ke manusia. Penularannya bisa melalui cara-cara berikut:

1.    Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 bersin atau batuk

2.    Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah menyentuh benda yang terkena droplet penderita COVID-19

3.    Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita COVID-19 tanpa mengenakan masker

CDC dan WHO menyatakan COVID-19 juga bisa menular melalui aerosol (partikel zat di udara). Meski demikian, cara penularan ini hanya terjadi dalam prosedur medis tertentu, seperti bronkoskopi, intubasi endotrakeal, hisap lendir, dan pemberian obat hirup melalui nebulizer.

C.    Faktor Risiko COVID-19

COVID-19 dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila menyerang orang lanjut usia, ibu hamil, perokok, penderita penyakit tertentu, dan orang yang daya tahan tubuhnya lemah, seperti penderita kanker.

Karena mudah menular, penyakit ini juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, tenaga medis dan orang yang melakukan kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).

D.    Gejala COVID-19

Gejala awal infeksi COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak atau berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut di atas muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus COVID-19.

Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi COVID-19, yaitu:

1.    Demam (suhu tubuh di atas 38°C)

2.    Batuk kering

3.    Sesak napas

Selain gejala di atas, ada beberapa gejala lain yang jarang terjadi, tetapi juga bisa muncul pada infeksi COVID-19, yaitu:

1.    Mudah lelah

2.    Nyeri otot

3.    Nyeri dada

4.    Sakit tenggorokan

5.    Sakit kepala

6.    Mual atau muntah

7.    Diare

8.    Pilek atau hidung tersumbat

9.    Menggigil

10. Bersin-bersin

11. Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau

Gejala COVID-19 bisa muncul dalam 2 hari sampai 2 minggu setelah seseorang terinfeksi virus penyebabnya. Untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona, diperlukan rapid test atau PCR.

Pada beberapa penderita, COVID-19 dapat tidak menimbulkan gejala sama sekali. Orang yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19 melalui pemeriksaan RT-PCR namun tidak mengalami gejala disebut sebagai kasus konfirmasi asimptomatik. Penderita ini tetap bisa menularkan COVID-19 ke orang lain.

Pada bulan juli 2020, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengganti istilah operasional lama pada COVID-19, seperti ODP, PDP, OTG menjadi istilah baru, yakni suspek, probable, dan konfirmasi.

E.     Kapan harus ke dokter

Segera lakukan isolasi mandiri bila mengalami gejala infeksi COVID-19 seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika dalam 2 minggu terakhir berada di daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau kontak dengan penderita COVID-19. Setelah itu, hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.

Bila mencurigai diri kita terpapar COVID-19 tapi tidak mengalami gejala apa pun, tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit. Cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi kontak dengan orang lain.

Bila muncul gejala baru, tanyakan kepada dokter melalui telepon atau aplikasi kesehatan online, misalnya ALODOKTER, mengenai tindakan apa yang perlu dilakukan dan obat apa yang perlu dikonsumsi.

Bila gejala yang kita alami memberat atau memerlukan pemeriksaan langsung oleh dokter, bisa membuat janji konsultasi dengan dokter melalui aplikasi ALODOKTER agar bisa diarahkan ke dokter terdekat yang dapat membantu kita.

F.     Diagnosis COVID-19

Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi COVID-19, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, riwayat perjalanan pasien, dan apakah sebelumnya pasien ada kontak dekat dengan orang yang diduga terinfeksi COVID-19. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan berikut:

1.    Rapid test, untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona

2.    Tes PCR  (polymerase chain reaction) atau swab test, untuk mendeteksi virus Corona di dalam dahak

3.    CT scan atau Rontgen dada, untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru

4.    Tes darah lengkap, untuk memeriksa kadar sel darah putih dan C-reactive protein

Perlu diketahui, rapid test pada COVID-19 hanya digunakan sebagai tes skrining atau pemeriksaan awal, bukan untuk memastikan diagnosis COVID-19. Hasil rapid test positif belum tentu menandakan terkena COVID-19. Bisa saja mendapatkan hasil positif bila pernah terinfeksi virus lain atau coronavirus jenis lain.

Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 negatif juga belum tentu menandakan bahwa terbebas dari COVID-19. Oleh sebab itu, apa pun hasil rapid test, konsultasikan dengan dokter agar dapat diberikan pengarahan lebih lanjut, termasuk perlu tidaknya mengonfirmasi hasil tes tersebut dengan tes PCR.

G.    Pengobatan COVID-19

Sampai saat ini, belum ada obat untuk mengatasi penyakit COVID-19. Jika kita di diagnosis COVID-19 tetapi tidak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala ringan, bisa melakukan perawatan mandiri di rumah, yaitu:

1.    Lakukan isolasi mandiri selama 2 minggu dengan tidak keluar rumah dan menjaga jarak dengan orang dalam satu rumah.

2.    Ukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari.

3.    Cuci tangan dengan sabun, air mengalir, atau hand sanitizer.

4.    Banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh.

5.    Istirahat yang cukup untuk mempercepat proses penyembuhan.

6.    Konsumsi obat pereda batuk, demam, dan nyeri, setelah berkonsultasi dengan dokter.

Perhatikan gejala yang kita alami dan segera hubungi dokter jika gejala memburuk.

Penelitian menunjukkan bahwa pasien COVID-19 dengan gejala ringan dapat sembuh dalam 2 minggu. Namun, sebelum mengakhiri isolasi mandiri dan kembali beraktivitas, tetap lakukan konsultasi dengan dokter.

Jika didiagnosis COVID-19 dan mengalami gejala berat, dokter akan merujuk untuk menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan. Metode yang dapat dilakukan dokter antara lain:

1.    Memberikan obat untuk mengurangi keluhan dan gejala

2.    Memasang ventilator atau alat bantu napas

3.    Memberikan infus cairan agar tetap terhidrasi

4.    Memberikan obat pengencer darah dan pencegah penggumpalan darah

`Penelitian untuk mencari metode pengobatan yang efektif dalam mengatasi penyakit COVID-19 masih terus dilakukan. Beberapa jenis obat yang diteliti untuk mengatasi COVID-19 adalah remdesivir, lopinavir-ritonavir, dan favipiravir.

Di antara obat-obatan tersebut, remdesivir dinilai paling efektif dalam mengatasi COVID-19 pada beberapa pasien. Meski demikian, penelitian tentang efektivitas remdesivir masih terus berlanjut.

H.    Komplikasi COVID-19

Pada kasus yang parah, infeksi COVID-19 bisa menyebabkan komplikasi serius berupa:

1.    Gagal napas akut

2.    Pneumonia

3.    Gagal jantung akut

4.    Gagal hati akut

5.    Infeksi sekunder pada organ lain

6.    Gagal ginjal

7.    Gangguan pembekuan darah

8.    Rhabdomyolysis

9.    ARDS (acute respiratory distress syndrome)

10. Syok septik

11. Kematian

I.       Pencegahan COVID-19

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona penyebab COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

1.    Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 2 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.

2.    Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan.

3.  Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.

4.    Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.

5.    Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.

6.    Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi COVID-19, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.

7.    Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.

8.    Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable) yang sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak menularkan virus Corona ke orang lain, yaitu:

1.    Lakukan isolasi mandiri dengan tinggal di ruangan yang terpisah dengan orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.

2.    Konsumsi obat-obatan yang disarankan oleh dokter.

3.    Lakukan pengukuran suhu 2 kali sehari, pagi dan malam hari.

4.    Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.

5.    Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.

6.    Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh.

7.    Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.

8.   Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain.

9.    Pakai masker dan sarung tangan bila terpaksa harus berada di tempat umum, seperti rumah sakit atau sedang bersama orang lain.

10. Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.

Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah sakit, seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, perlu ditangani secara berbeda dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19.

Tujuannya adalah untuk mencegah penularan COVID-19 selama berada di rumah sakit. Konsultasikan dengan dokter mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.

Jumat, 18 Maret 2022

TEKNIK MENGUMPAN BOLA BASKET

Teknik Mengumpan Bola Basket

Teknik passing atau teknik mengumpan bola merupakan teknik dasar yang sangat penting dalam kerjasama tim. Teknik ini merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai oleh para pemain bola basket dalam melakukan kerja saman tim dalam melakukan operan atau umpan ke rekan se tim. Teknik passing atau mengumpan ini dapat dilakukan dengan meggunakan satu tangan maupun dengan kedua tangan. Oleh karena itu teknik ini merupakan salah satu teknik yang wajib dikuasai, dan berikut ini beberapa macam teknik passing atau cara mengoper bola ke rekan tim:

A.        Chest Pass

Sesuai dengan namanya, Chest yang berarti dada, jadi bisa diartikan Chest Pass adalah operan dada. Operan ini merupakan salah satu jenis operan dasar dalam bermain bola basket. Cara melakukan teknik passing ini adalah dengan memegang bola basket dengan menggunakan kedua tangan kemudian tahan di depan dada dengan ujung jari kedua tangan, ibu jari berada diposisi sisi bagian belakang bola dengan tangan dan ujung jari menyebar ke arah sisi bola. Posisi siku berada dekat dengan tubuh, lalu untuk posisi kaki ada pada posisi triple threat dengan tumpuan berat tubuh pada kaki belakang.

Kemudian pindahkan berat tubuh ke depan si saat melangkah untuk melakukan operan. Pada waktu melakukan tolakan untuk mengoper bola, luruskan lengan dan putar ibu jari ke posisi bawah sehingga di saat selesai mengoper posisi tangan lurus dan diakhiri dengan sentakan pergelangan tangan (snap). Untuk pandangan mata atau gerak kepala tetap mengarah ke arah bola basket yang dioper dan arah bola harus lurus ke depan menuju ke rekan tim yang ingin diberikan bola operan. Agar bola operan terbaca oleh lawan adalah dengan menggunakan gerakan tipuan. Cobalah dengan melakukan gerakan tipuan yaitu dengan tidak melihat teman yang akan diberi bola operan secara langsung, hal ini untuk menghindari lawan agar tidak mudah membaca gerakan operan bola.

Ada lima langkah melakukan chest pass dalam permainan bola basket dan ada 5 teknik dasar melempar bola atau mengumpan kepada rekan setim dalam permainan bola basket yakni Chest pass (mengoper bola setinggi dada), bounce pass (mengoper bola pantulan), overhead pass (mengoper bola dari atas kepala), baseball pass (operan yang dilakukan dengan satu tangan dari jarak jauh), dan back pass (gerakan mengoper bola dari arah belakang).

Chest pass adalah gerakan mengoper bola basket dengan kedua tangan berada di depan dada. Saat hendak mengoper bola, lengan harus diluruskan dan ibu jari dipindahkan ke belakang untuk mendorong bola. Sehingga bola akan berpindah secara lurus, tidak melambung atau menuju ke arah bawah. Teknik chest pass banyak digunakan dalam permainan basket karena memiliki keunggulan, yaitu tenaga yang dihasilkan untuk melakukan operan lebih kuat. Jadi, bola bisa sampai lebih cepat ke pemain lainnya. Disamping itu, chest pass juga menjadi teknik operan yang paling sering digunakan oleh pemain karena mudah dikuasai.

Teknik chest pass merupakan teknik dasar passing yang memiliki tingkat akurasi paling tinggi ketika melakukan operan lurus kepada teman satu tim. Sesuai dengan konsepnya yakni melempar bola sejajar dada yang mengandalkan dorongan serta akurasi yang tepat. Tujuan dari chest pass selain mengoper bola jarak dekat atau setara dengan dada yakni juga untuk mencetak angka / poin dalam olahraga basket. Pada saat melakukan chest pass, ada beberapa urutan teknik yang harus dilakukan, yaitu:

1.     Cara memegang bola

2.     Awalan

3.     Tolakan atau lemparan

4.     Gerakan lanjut

5.     Menerima bola

Berikut lima langkah melakukan chest pass.

1.     Peganglah bola setinggi dada dengan menggunakan kedua telapak tangan.

2.     Posisi telapak tangan ketika memegang bola adalah terbuka. Posisi siku dekat dengan tubuh.

3.     Lemparkanlah bola secara lurus setinggi dada ke arah rekan setim (penerima). Saat melempar bola pandangan mata harus menuju arah bola yang dilempar dan arahkan bola lurus ke depan.

4.     Pemain yang menerima bola harus menunjukkan telapak tangganya (show your hand) dan dalam posisi siap menerima bola. Hal ini berguna agar si pengumpan mengetahui target umpan atau lemparan bolanya.

5.     Saat mengumpan, posisikan salah satu kaki di depan. Gerakan kaki ini berfungsi menambah kekuatan saat melemparkan bola.

B.        Bounce pass (operan pantul)

Berbeda dengan teknik operan chest atau operan gaya dada di atas, Bounce pass ini cara melakukannya adalah dengan menggunakan kedua tangan atau dengan menggunakan satu tangan dengan salah satu tangan diletakkan dibelakang sebagai penyeimbang, kemudian bola dilepaskan dan didorong ke arah bawah. Bola akan memantul pada lantai kira-kira dua pertiga dari jarak si penerima sehingga bola operan bisa ditangkap saat setinggi pinggang. Memantulkan bola terlalu pendek atau dekat pada diri si pengoper akan mengakibatkan lambungan bola operan menjadi lebih tinggi dan pantulan bola akan lebih lambat yang menjadikan bola akan lebih mudah dipotong oleh lawan tim.

Begitu juga dengan mengoper bola dengan pantulan yang terlalu dekat dengan si penerima operan akan membuat operan tersebut sulit direbut lawan. Sangat penting untuk memperhatikan jarak pantulan sehingga dapat diterima si penerima operan dengan baik. Kelebihan teknik operan ini adalah adanya kesempatan untuk mengecoh lawan dengan operan pantulan bola, namun ada juga kekurangan dari teknik operan ini yaitu operan cepat sulit dilakukan untuk jarak yang cukup jauh, karena laju bola tidak secepat melakukan Chest pass sehingga jika dilakukan pada jarak yang cukup jauh maka bola dapat dipotong oleh lawan.

Bounce Passing adalah teknik melempar bola dengan ke teman satu tim dengan cara di pantulkan ke lantai. Secara teori, melakukan bounce passing adalah pada titik pantul 2/3 dari jarak target kawan satu tim. Teknik ini salah satu teknik mengumpan untuk menghindari atau mengelabui lawan sehingga lawan tidak mampu merebut bola. Bounce Passing sangat baik di lakukan dalam pertandingan pada sasaran yang melakukan backdoor cut dan saat pemain di hadang lawan sehingga sulit mencapai passing line. Ketika melakukan passing atau operan harus mepertimbangkan beberapa hal di antaranya:

1.     Arah bola harus tepat ke sasaran teman agar terhindar dari serobotan lawan

2.     Timing harus tepat

3.     Perasaan

4.     Hindari lemparan menyilang

Untuk melakukan bounce passing di perlukan beberapa pemahaman teknik agar operan dapat di lakukan dengan baik dan bola dapat mendarat di tangan teman. Untuk melakukan bounce passing berikut beberapa teknik-teknik dasarnya:

1.     Sikap badan tegak lurus 

2.     Siku ditekuk di samping badan dan posisikan bola di depan badan

3.     Salah satu kaki maju ke depan

4.     Lutut ditekuk, tumpukan berat badan di antara dua kaki

5.     Condongkan badan ke depan, tubuh rilex agar mendapat keseimbangan

6.     Dorong bola ke arah lantai dengan sasaran ¼ dari sasaran

7.     Lemparan bola di awali dengan sedikit menarik bola ke arah dada untuk mendapatkan awalan di akhir dengan lecutan pergelangan tangan dengan telapak tangan menghadap ke luar.

C.       Over head pass (operan di atas kepala)

Teknik operan bola basket yang satu ini dimulai dengan posisi tubuh yang dalam keadaan seimbang. Bola basket dipegang di atas kepala dengan siku ke dalamm dan membentuk sudut 90 derajat. Bola basket tidak dibawa ke belakang kepala, karena jika hal dilakukan maka operan akan sulit untuk dilakukan dengan cepat, serta bola operan akan lebih dicuri oleh lawan tim. Kaki selanjutnya melangkah ke depan sasaran, lakukan dengan mengumpulkan kekuatan maksimal dengan berat tubuh bertumpu pada kaki,  lalu dilanjutkan dengan operan cepat dengan sedikit melambungkan bola sesuai dengan posisi si penerima bola.

Posisi tangan ketika melakukan gerakan lecutan adalah rileks dengan posisi jari mengarah pada target operan dan telapak tangan ke bawah. Kaki berada posisi biasa dengan menjaga keseimbangan tubuh. Overhead Pass merupakan salah satu jenis passing yang digunakan oleh setiap pemain pada permainan Bola Basket. Setiap pemain Bola Basket harus menguasai tentang bagaimana cara melakukan Overhead Pass dengan benar. Overhead Pass menjadi andalan pemain untuk melakukan operan bola dengan jauh yang dapat menjangkau rekan satu tim Anda yang tidak berdekatan. Overhead merupakan lemparan atau umpan bola kepada rekan satu tim dengan ketinggian bola di atas kepala.

Untuk pemain Bola basket harus menguasai betul bagaimana cara melakukan Overhead Pass dengan benar untuk menunjang peforma permainannya. Berikut tahapan cara melakukan Overhead Pass denga benar :

1.            Awalan

a.     Untuk awalan buka kaki selebar bahu

b.     Posisi badan diturunkan dengan menekuk kedua lutut

c.      Kemudian tempatkan bola di atas kepala dengan kedua tangan

2.            Lemparan

a.    Lakukan lemparan dengan melepaskan bola dengan menarik backswing tangan

b.     Kemudian mendorong ke arah atas unutk melewati kepala pemain lawan

3.         Gerak Lanjutan

a.     Langkahkan salah satu kaki ke depan

b. Setelah melempar lakukan gerakan lanjutan (Follow through) dengan memposisikan tangan lurus ke depan.      

c.   Kemudian posisi ibu jari ke arah lantai sebagai gerakan release