Selasa, 19 April 2022

SENAM LANTAI

 

Senam Lantai

Senam telah menjadi olahraga alternatif bagi hampir semua kalangan. Selain, gerakan senam mudah dilakukan dan dapat dilakukan dengan atau tanpa alat, juga bisa dilakukan di mana saja, di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Senam berasal dari istilah bahasa Inggris yang memiliki nama “gymnastic”. Artinya senam dilakukan di dalam ruangan khusus serta melakukan performa dari gerakan, kecepatan, keserasian, dan juga kekuatan tubuh. Performa tersebut dibutuhkan karena senam lantai membutuhkan kombinasi-kombinasi gerakan agar manfaat mental dan fisik dapat dirasakan.

Salah satu senam yang cukup populer adalah senam lantai. Senam lantai merupakan senam yang dilakukan di atas lantai, biasanya menggunakan matras sebagai alasnya. Penggunaan matras dalam senam lantai ini tentunya untuk mengurangi cedera saat melakukan senam lantai. Hal tersebut dilakukan karena senam lantai melakukan gerakan yang langsung bersentuhan dengan lantai.

Senam lantai biasanya melibatkan gerakan akrobatik, seperti, berguling, melompat, berputar, bertumpu dengan tangan atau kaki, bertumpu dengan punggung, bertahan untuk menyeimbangkan badan, bahkan bertumpu dengan kepala saja. Gerakan senam lantai itu bisa dilakukan di mana saja. Umumnya gerakan senam lantai jika dilakukan di pertandingan resmi biasanya berada di dalam ruangan berukuran 12×12. Untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya cedera karena ada banyak gerakan yang bersentuhan dengan lantai, perlunya menggunakan matras dalam melakukan gerakan senam lantai.

Selain menyehatkan badan, senam lantai juga dapat membuat tubuh menjadi lentur, senam lantai tidak menggunakan gerakan yang bersifat energik dan tidak memerlukan ruangan yang luas.

A.        Pengertian senam lantai

Berikut adalah pengertian senam lantai menurut para ahli :

1.    Yusup Hidayat (2010), senam lantai adalah suatu latihan fisik dengan gerakan-gerakan yang sistematis dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu.

2.         Muhajir (2013), senam lantai adalah salah satu rumpun dalam senam. Gerakan dalam senam lantai sangat beragam dan dilakukan sesuai dengan istilahnya yaitu di lantai.

3.         Sayuti Sahara (2010), senam atau gymnastic adalah sistem dari latihan yang bertujuan untuk meningkatkan pengembangan fisik tubuh melalui latihan gerak tubuh.

4.         Budi Sutrisno (2010), senam lantai mengacu pada gerakan kombinasi yang terpadu dari setiap anggota tubuh seperti, kemampuan gerak, keseimbangan, kecepatan, kekuatan, ketepatan, kelincahan, dan juga kelenturan tubuh.

Berdasar 4 pengertian di atas, kesimpulan bebas pengertian senam lantai adalah salah satu jenis olahraga latihan fisik dengan gerakan yang terpadu, sistematis, dan terencana yang meliputi kemampuan gerak, keseimbangan, kecepatan, kekuatan, ketepatan, kelincahan, dan juga kelenturan tubuh dan dilakukan di lantai yang bertujuan untuk meningkatkan pengembangan fisik.

B.        Macam-macam gerakan senam lantai

Gerakan senam lantai umumnya melibatkan gerakan-gerakan dasar senam yang mengutamakan kombinasi gerakan dalam performanya. Hanya saja, gerakannya dilakukan di lantai dengan menggunakan matras. Senam lantai ini cocok untuk melatih otot, tetapi dengan intensitas yang sedang. Berikut ini macam-macam gerakan senam lantai yang perlu diketahui.

1.     Gerak Sikap Lilin (Shoulder Stand)

Sikap lilin atau shoulder stand adalah salah satu gerakan senam lantai untuk melatih keseimbangan dan ketenangan tubuh. Dalam gerakan sikap lilin, kaki sampai pinggang akan diluruskan ke atas sementara bagian kepala, lengan tangan, dan punggung berada di bawah. Sikap lilin ini bertumpu pada punggung bagian atas dan juga siku tangan yang menahan pinggul agar tegak lurus, berikut adalah langkah-langkah saat melakukan gerak sikap lilin :

a.      Baringkan tubuh di atas matras;

b.      Angkat kaki sampai pinggul kalian ke atas secara perlahan;

c.      Letakkan telapak tangan di bagian pinggul kalian untuk menopang tubuh agar kaki bisa tegak lurus ke atas;

d.      Usahakan agar lengan dan punggung atas menopang tubuh kalian dengan benar agar tubuh tidak jatuh;

e.      Luruskan postur kaki hingga pinggul. Lalu kalian bisa menahannya sesuai waktu yang kalian inginkan.


 

2.     Gerak Headstand

Gerakan senam lantai headstand ini cukup menantang. Hal ini dikarenakan kepala dan telapak tangan menjadi tumpuan badan agar anggota tubuh lainnya bisa tegak lurus ke atas dengan seimbang. Headstand ini membuat posisi tubuh menjadi terbalik, tepat di ubun-ubun kepala dan telapak tangan berada di bawah, dan anggota tubuh lainnya menghadap ke atas secara tegak lurus.

Gerakan headstand ini dapat membuat aliran darah dan oksigen mengalir lancar ke otak, sehingga meningkatkan sistem kerja pada saraf otak. Untuk melakukan headstand, kalian bisa mengikuti langkah-langkahnya berikut ini :

a.    Sediakan matras di dekat tembok, lalu kamu harus berdiri menghadap tembok dengan beberapa jarak;

b.      Setelah itu kamu bisa meletakkan telapak tangan dan kepala mu di atas matras yang mepet dengan tembok;

c.   Kemudian kamu harus membuka bahu sedikit lebar agar bisa menopang tubuhmu lebih kuat;

d.   Setelah kamu yakin bahwa posisimu telah kuat, kamu bisa mengangkat punggung perlahan ke atas, kemudian menyusul untuk mengangkat kaki satu per satu ke atas. Gunakan tembok sebagai penjaga keseimbangan tubuhmu.

e. Ketika semua anggota tubuhmu telah terangkat dan berhasil melakukan headstand, kamu bisa menahannya selama yang kamu bisa. Lakukan hal ini berulang kali agar semakin bisa.

 



3.     Gerak Handstand

Gerakan handstand ini sedikit mirip dengan gerakan headstand dan tentunya lebih sulit. Yang membedakan gerakan ini adalah tumpuan hanya ada pada telapak tangan. Oleh karena itu lengan dan telapak tangan kita harus kuat untuk menopang tubuh karena kepala kita juga ikut terangkat, tidak menjadi tumpuan lagi.

Gerakan ini memiliki tujuan yang sama seperti headstand dan sikap lilin yaitu, mengalirkan darah dan oksigen agar menuju ke tubuh bagian atas dengan sempurna. Untuk dapat melakukan gerakan handstand, kamu bisa mengikuti langkah-langkah berikut :

a.      Pasang matras di dekat tembok, lalu kamu bisa berdiri di atasnya;

b.      Bungkukkan badan kamu ke bawah, lalu letakkan telapak tangan di atas matras;

c.      Setelah itu, angkatlah kaki kanan disusul dengan kaki kiri ke atas dengan cepat agar langsung naik;

d.   Jika keduanya telah terangkat, seimbangkanlah tubuhmu dengan lengan dan telapak tangan yang menopang tubuh. Gunakan tembok sebagai penyeimbang tubuhmu;

e.  Kemudian tahanlah sikap handstand selama yang kamu bisa. Kamu bisa mengulanginya lagi jika perlu.

 



4.     Gerak Guling ke Depan (Forward Roll)

Gerakan guling ke depan atau forward roll adalah salah satu gerakan dasar dalam senam lantai. Gerakan ini dimulai dari gerakan dari tengkuk, punggung, pinggang, dan diikuti oleh panggul. Dasarnya gerakan ini mengutamakan otot tangan dan juga kaki.

Agar kamu juga bisa mempraktikkan gerakannya, kamu bisa mengikuti langkah-langkah berikut :

a.      Posisikan tubuh untuk jongkok di atas matras;

b.      Letakkan tangan di samping kanan dan kiri tubuh dengan menyentuh matras;

c.   Bersiap dengan mengangkat pinggul dengan kaki yang diluruskan. Lalu kamu bisa menundukkan kepala dan menendang kaki agar tubuh terguling ke depan;

d.  Saat menggulingkan badan, usahakan tengkuk kepala terlebih dahulu yang menyentuh matras, kemudian disusul oleh punggung, pinggang, panggul, dan juga kaki;

e.   Setelah kaki kembali menyentuh matras dengan keadaan jongkok, kamu bisa meluruskan tangan untuk menjaga keseimbangan tubuh.

 


5.     Gerak Guling ke Belakang (Backward Roll)

Gerak guling ke belakang atau backward roll ini hampir mirip dengan gerak guling ke depan. Namun tumpuan tidak lagi berada di tangan dan tengkuk kepala. Tumpuan pada gerak guling ke belakang berada pada bokong dan panggul. Gerakan ini bertujuan untuk melatih keseimbangan dan kelenturan tubuh. Seperti yang kita tahu bahwa berguling ke belakang jauh lebih sulit daripada ke depan.

Agar kamu mengerti cara untuk gerak guling ke belakang, kamu bisa melihat langkah-langkah berikut :

a.    Posisikan tubuh dengan jongkok dan membelakangi matras, lalu letakkan juga bokong dan panggul sebagai tumpuan utama;

b.  Setelah itu berjaga-jagalah dengan telapak tangan saat ingin menggulingkan badan untuk menahan beban tubuh;

c.    Untuk menggulingkannya naikkan kaki dan paha dengan cepat, jangan lupa paha menyentuh dada agar dapat terguling dengan mudah dan cepat;

d.    Gunakan tangan untuk menahan dan menolak tubuh agar semakin terguling ke belakang. Pastikan kedua kaki masih berada di dada;

e.    Setelah kembali pada posisi jongkok, luruskan tangan untuk menyeimbangkan tubuh.

 


6.     Gerak Push Up

Gerak push up ini adalah gerakan yang paling sering kita dengar bahkan lakukan. Gerakan push up ini bertumpu pada telapak tangan dan juga jari kaki. Dalam praktiknya, push up ini hanya melakukan gerak naik turun pada lengan. Hanya lengan yang bergerak, semua anggota tubuh hanya berada pada posisi lurus dan kaki sebagai tumpuan.

Gerak push up ini memiliki tujuan untuk melatih kekuatan otot tubuh. Otot yang dapat diperkuat dengan gerakan ini adalah otot tubuh dada, otot trisep, dan juga otot bahu. Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan push up.

a.      Posisikan tubuh menghadap matras dengan bertumpu pada kaki dan tangan;

b.    Luruskan lengan dan buka selebar bahu. Dekatkan kedua kaki, dan punggung juga harus lurus;

c.      Saat memulai push up tekuk lengan tangan hingga membentuk siku 90 derajat. Jaga agar bagian tubuh tidak menyentuh matras;

d.   Angkat kembali tubuh pada posisi awal. Atur napas dan kamu bisa melakukannya berulang kali.

 


7.     Gerak Kayang

Gerakan kayang ini dapat dibilang cukup sulit karena tangan dan kaki menjadi tumpuan tubuh dengan posisi terbalik. Untuk melakukan kayak ini ada dua pilihan, yaitu dari posisi berdiri dan juga dari posisi tidur. Namun biasanya untuk pemula berawal dari posisi tidur. Posisi tersebut juga posisi yang aman dari cedera. Berikut adalah langkah-langah untuk gerak kayang :

a.      Posisi kan tubuh tidur di atas matras;

b.      Persiapkan tangan menyentuh matras dengan posisi siku terangkat dan telapak berada di samping kanan dan kiri telinga. Persiapkan juga kaki yang kuat untuk membantu tangan menopang tubuh;

c.    Angkat tubuh dengan tangan dan kaki yang menyentuh matras. Dorong perut dan pinggang ke atas agar lebih mudah terangkat. Tolak kuat-kuat pada bagian tangan dan kaki;

d.     Jika berhasil terangkat maka posisi tubuh akan melengkung seperti huruf “n”. Hal tersebut menandakan kamu telah berhasil. Kamu dapat menahannya selama yang kamu bisa.


 

8.     Gerak Plank

Gerakan plank ini mirip dengan posisi awal untuk push up. Namun perbedaannya gerakan plank hanya menahan tubuh dengan posisi yang sama selama yang kamu bisa. Plank tidak perlu menggerakkan banyak bagian tubuh. Plank bertujuan untuk menguatkan otot inti, memperbaiki postur tubuh, bahkan bisa membuat perut menjadi berotot atau dikenal dengan sixpack.

Meski gerakannya terlihat sangat mudah dan tidak repot seperti senam lantai yang lain. Namun tidak semua orang bisa menahan gerakan plank dalam waktu yang lama. Butuh energi yang banyak untuk menahan beban tubuh menggunakan lengan tangan dan kaki. Untuk mengetahui cara plank yang benar, berikut adalah langkah-langkahnya :

a.      Posisikan tubuh menghadap ke lantai dan berada di atas matras;

b.    Letakan tangan di atas matras dengan membentuk sudut 90 derajat atau siku-siku. Posisikan kaki dengan benar untuk membantu menopang tubuh;

c.      Angkat tubuh ke atas dengan lengan tangan dan kaki. Pastikan tubuhmu dalam posisi yang lurus dan tidak ada bagian yang ditekuk;

d.  Jika sudah terangkat, kamu bisa menahannya selama yang kamu bisa. Jika masih pemula, kamu bisa menahannya 10 – 20 detik sambil bernapas normal;

e.      Kalau masih kuat kamu bisa menahannya lebih lama lagi. Semakin lama maka semakin baik juga untuk kekuatan otot.

 


9.     Gerak Jembatan (Bridge)

Gerakan jembatan atau bridge dapat dikatakan hampir mirip seperti gerakan plank namun sedikit lebih mudah karena tumpuannya lebih besar yaitu kepala sampai lengan tangan dan juga kaki. Di mana gerakan ini membuat tubuh kita membentuk seperti jembatan. Gerakan ini juga termasuk dalam gerakan dasar latihan yoga untuk meningkatkan kelenturan tubuh.

Gerakan ini membuat anggota tubuh lain menopang bagian perut, pinggang, pinggul, dan juga bokong. Gerakan ini bertujuan untuk memperkuat tulang yang ada pada bagian paha, bokong, serta otot pinggul dan punggung bagian bawah. Berikut adalah cara untuk melakukan gerak jembatan atau bridge :

a.    Baringkan tubuh kalian di atas matras dengan posisi lutut ditekuk dan kaki dibuka selebar bahu. Posisikan juga lengan tangan agar lurus di samping badan;

b.      Berikan tekanan pada lengan kalian dan juga angkat pinggul dan paha kalian ke atas;

c.      Setelah itu, tahan pada posisi tersebut semampu kalian;

d.      Jika sudah berhasil, kalian bisa kembali pada posisi awal. Lakukan berulang kali agar bisa lebih kuat dan tahan lama untuk menahan tubuh.



10.  Gerak Bicycle Crunch

Seperti pada namanya, gerakan ini seperti gerakan mengayuh sepeda. Namun gerakan ini digerakkan di lantai dengan posisi telentang. Gerakan ini termasuk yang cukup mudah dilakukan, namun memerlukan tenaga yang besar seperti mengayuh sepeda pada umumnya.

Gerakan ini bertujuan untuk membakar lemak, khususnya lemak yang ada di perut. Dengan lemak yang terbakar maka perut kalian juga dapat mengecil dan juga berotot. Berikut adalah cara untuk melakukan gerak bicycle crunch :

a.      Baringkan tubuh di atas matras dengan posisi telentang;

b.   Jadikan punggung sebagai tumpuan. Lalu pegang kepala dengan tangan dan juga angkat bahu kalian;

c.      Angkat kaki dan tekuk ke bagian dada hingga membentuk sudut 45 derajat;

d.   Jika sudah siap, kamu bisa mengayuh kakimu seperti sedang mengayuh sepeda. Saat mengayuh kamu bisa memutar tubuhmu ke kanan dan ke kiri;

e.      Lakukan berulang agar lemak terbakar lebih banyak.

C.        Aturan dalam senam lantai

Aturan senam lantai dibuat dengan harapan tidak terjadinya cedera dan pesenam bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut aturan dalam senam lantai yang harus diperhatikan :

1.     Harus menggunakan matras.

2.     Meletakkan matras di lantai yang rata dan halus. Usahakan untuk menjauhi benda-benda di sekitar untuk menghindari terjadinya benturan.

3.     Sebelum melakukan gerakan senam lantai, sebaiknya lakukan pemanasan terlebih dahulu.

4.     Lakukan gerakan yang paling mudah, lalu dilanjutkan dengan gerakan yang lebih sulit.

5.     Ada baiknya melakukan gerakan senam dengan arahan instruktur apabila belum menguasai tekniknya.

D.        Manfaat senam lantai

Sama seperti olahraga dan senam-senam lainnya, senam lantai juga memiliki manfaat bagi tubuh. Manfaat senam lantai, di antaranya sebagai berikut :

1.     Meningkatkan fleksibilitas

Fleksibilitas merupakan sebuah kemampuan tubuh untuk menekuk dan meregangkan persendian dan otot. Fleksibilitas sangat berguna untuk melindungi tubuh dari cedera otot dan anggota tubuh lainnya dalam kehidupan sehari-hari.

2.     Tulang menjadi lebih kuat

Senam atau olahraga lainnya dapat membantu menjaga massa tulang, sehingga tulang menjadi lebih kuat dan sehat.

3.     Kekuatan otot meningkat

Selain menguatkan tulang, kekuatan otot juga akan meningkat. Sebab, senam lantai melibatkan seluruh anggota tubuh dalam gerakannya dan gerakan-gerakan tersebut secara tidak langsung dapat membuat otot mengenali beban. Lama kelamaan, otot menjadi terbiasa dengan beban yang diterima dan menguat dengan sendirinya.

4.     Menurunkan risiko penyakit

Senam lantai merupakan salah satu olahraga yang dapat mendukung kesehatan tubuh. Dengan tubuh yang sehat dan kuat, kemampuan tubuh untuk melawan penyakit akan meningkat. Sehingga, risiko terkena penyakit dapat terminimalisir.

5.     Koordinasi dan keseimbangan

Dengan koordinasi dan keseimbangan yang baik, kontrol dan stabilitas setiap anggota tubuh akan meningkat. Sehingga, risiko cedera dapat berkurang karena tubuh sudah mengenal gerakan-gerakan.

Itulah pengertian senam lantai, macam-macam gerakan, dan manfaat senam lantai. Agar mendapatkan hasil yang maksimal, lakukan senam lantai secara rutin dan konsumsi makanan yang bergizi ya!

COVID-19

 

COVID-19

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia.

COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah jenis penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering disebut virus Corona. Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Setelah itu, COVID-19 menular antarmanusia dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan.

Penyebarannya yang cepat membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

A.     Tingkat Kematian Akibat COVID-19

Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 10 Agustus 2020 adalah 125.396 orang dengan jumlah kematian 5.723 orang.

Dari kedua angka ini dapat disimpulkan bahwa case fatality rate atau tingkat kematian yang disebabkan oleh COVID-19 di Indonesia adalah sekitar 4,6%. Case fatality rate adalah presentase jumlah kematian dari seluruh jumlah kasus positif COVID-19 yang sudah terkonfirmasi dan dilaporkan.

Merujuk pada data tersebut, tingkat kematian (case fatality rate) berdasarkan kelompok usia adalah sebagai berikut:

1.    0–5 tahun: 1,90%

2.    6–30 tahun: 0,9%

3.    31–45 tahun: 2,2%

4.    46–59 tahun: 7,3%

5.    >60 tahun: 15,5%

Dari seluruh penderita COVID-19 yang meninggal dunia, 1% berusia 0–5 tahun, 5,9% berusia 6–30 tahun, 15,2% berusia 31–45 tahun, 39,4% berusia 46–59 tahun, dan 38,8% berusia 60 tahun ke atas.

Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 59,2% penderita yang meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 40,8% sisanya adalah perempuan.

B.     Penyebab COVID-19

COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru dari coronavirus (kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus Corona bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia.

COVID-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, diketahui bahwa infeksi ini juga bisa menular dari manusia ke manusia. Penularannya bisa melalui cara-cara berikut:

1.    Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 bersin atau batuk

2.    Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah menyentuh benda yang terkena droplet penderita COVID-19

3.    Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita COVID-19 tanpa mengenakan masker

CDC dan WHO menyatakan COVID-19 juga bisa menular melalui aerosol (partikel zat di udara). Meski demikian, cara penularan ini hanya terjadi dalam prosedur medis tertentu, seperti bronkoskopi, intubasi endotrakeal, hisap lendir, dan pemberian obat hirup melalui nebulizer.

C.    Faktor Risiko COVID-19

COVID-19 dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila menyerang orang lanjut usia, ibu hamil, perokok, penderita penyakit tertentu, dan orang yang daya tahan tubuhnya lemah, seperti penderita kanker.

Karena mudah menular, penyakit ini juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, tenaga medis dan orang yang melakukan kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).

D.    Gejala COVID-19

Gejala awal infeksi COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak atau berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut di atas muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus COVID-19.

Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi COVID-19, yaitu:

1.    Demam (suhu tubuh di atas 38°C)

2.    Batuk kering

3.    Sesak napas

Selain gejala di atas, ada beberapa gejala lain yang jarang terjadi, tetapi juga bisa muncul pada infeksi COVID-19, yaitu:

1.    Mudah lelah

2.    Nyeri otot

3.    Nyeri dada

4.    Sakit tenggorokan

5.    Sakit kepala

6.    Mual atau muntah

7.    Diare

8.    Pilek atau hidung tersumbat

9.    Menggigil

10. Bersin-bersin

11. Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau

Gejala COVID-19 bisa muncul dalam 2 hari sampai 2 minggu setelah seseorang terinfeksi virus penyebabnya. Untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona, diperlukan rapid test atau PCR.

Pada beberapa penderita, COVID-19 dapat tidak menimbulkan gejala sama sekali. Orang yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19 melalui pemeriksaan RT-PCR namun tidak mengalami gejala disebut sebagai kasus konfirmasi asimptomatik. Penderita ini tetap bisa menularkan COVID-19 ke orang lain.

Pada bulan juli 2020, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengganti istilah operasional lama pada COVID-19, seperti ODP, PDP, OTG menjadi istilah baru, yakni suspek, probable, dan konfirmasi.

E.     Kapan harus ke dokter

Segera lakukan isolasi mandiri bila mengalami gejala infeksi COVID-19 seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika dalam 2 minggu terakhir berada di daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau kontak dengan penderita COVID-19. Setelah itu, hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.

Bila mencurigai diri kita terpapar COVID-19 tapi tidak mengalami gejala apa pun, tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit. Cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi kontak dengan orang lain.

Bila muncul gejala baru, tanyakan kepada dokter melalui telepon atau aplikasi kesehatan online, misalnya ALODOKTER, mengenai tindakan apa yang perlu dilakukan dan obat apa yang perlu dikonsumsi.

Bila gejala yang kita alami memberat atau memerlukan pemeriksaan langsung oleh dokter, bisa membuat janji konsultasi dengan dokter melalui aplikasi ALODOKTER agar bisa diarahkan ke dokter terdekat yang dapat membantu kita.

F.     Diagnosis COVID-19

Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi COVID-19, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, riwayat perjalanan pasien, dan apakah sebelumnya pasien ada kontak dekat dengan orang yang diduga terinfeksi COVID-19. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan berikut:

1.    Rapid test, untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona

2.    Tes PCR  (polymerase chain reaction) atau swab test, untuk mendeteksi virus Corona di dalam dahak

3.    CT scan atau Rontgen dada, untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru

4.    Tes darah lengkap, untuk memeriksa kadar sel darah putih dan C-reactive protein

Perlu diketahui, rapid test pada COVID-19 hanya digunakan sebagai tes skrining atau pemeriksaan awal, bukan untuk memastikan diagnosis COVID-19. Hasil rapid test positif belum tentu menandakan terkena COVID-19. Bisa saja mendapatkan hasil positif bila pernah terinfeksi virus lain atau coronavirus jenis lain.

Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 negatif juga belum tentu menandakan bahwa terbebas dari COVID-19. Oleh sebab itu, apa pun hasil rapid test, konsultasikan dengan dokter agar dapat diberikan pengarahan lebih lanjut, termasuk perlu tidaknya mengonfirmasi hasil tes tersebut dengan tes PCR.

G.    Pengobatan COVID-19

Sampai saat ini, belum ada obat untuk mengatasi penyakit COVID-19. Jika kita di diagnosis COVID-19 tetapi tidak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala ringan, bisa melakukan perawatan mandiri di rumah, yaitu:

1.    Lakukan isolasi mandiri selama 2 minggu dengan tidak keluar rumah dan menjaga jarak dengan orang dalam satu rumah.

2.    Ukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari.

3.    Cuci tangan dengan sabun, air mengalir, atau hand sanitizer.

4.    Banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh.

5.    Istirahat yang cukup untuk mempercepat proses penyembuhan.

6.    Konsumsi obat pereda batuk, demam, dan nyeri, setelah berkonsultasi dengan dokter.

Perhatikan gejala yang kita alami dan segera hubungi dokter jika gejala memburuk.

Penelitian menunjukkan bahwa pasien COVID-19 dengan gejala ringan dapat sembuh dalam 2 minggu. Namun, sebelum mengakhiri isolasi mandiri dan kembali beraktivitas, tetap lakukan konsultasi dengan dokter.

Jika didiagnosis COVID-19 dan mengalami gejala berat, dokter akan merujuk untuk menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan. Metode yang dapat dilakukan dokter antara lain:

1.    Memberikan obat untuk mengurangi keluhan dan gejala

2.    Memasang ventilator atau alat bantu napas

3.    Memberikan infus cairan agar tetap terhidrasi

4.    Memberikan obat pengencer darah dan pencegah penggumpalan darah

`Penelitian untuk mencari metode pengobatan yang efektif dalam mengatasi penyakit COVID-19 masih terus dilakukan. Beberapa jenis obat yang diteliti untuk mengatasi COVID-19 adalah remdesivir, lopinavir-ritonavir, dan favipiravir.

Di antara obat-obatan tersebut, remdesivir dinilai paling efektif dalam mengatasi COVID-19 pada beberapa pasien. Meski demikian, penelitian tentang efektivitas remdesivir masih terus berlanjut.

H.    Komplikasi COVID-19

Pada kasus yang parah, infeksi COVID-19 bisa menyebabkan komplikasi serius berupa:

1.    Gagal napas akut

2.    Pneumonia

3.    Gagal jantung akut

4.    Gagal hati akut

5.    Infeksi sekunder pada organ lain

6.    Gagal ginjal

7.    Gangguan pembekuan darah

8.    Rhabdomyolysis

9.    ARDS (acute respiratory distress syndrome)

10. Syok septik

11. Kematian

I.       Pencegahan COVID-19

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona penyebab COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

1.    Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 2 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.

2.    Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan.

3.  Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.

4.    Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.

5.    Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.

6.    Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi COVID-19, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.

7.    Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.

8.    Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable) yang sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak menularkan virus Corona ke orang lain, yaitu:

1.    Lakukan isolasi mandiri dengan tinggal di ruangan yang terpisah dengan orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.

2.    Konsumsi obat-obatan yang disarankan oleh dokter.

3.    Lakukan pengukuran suhu 2 kali sehari, pagi dan malam hari.

4.    Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.

5.    Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.

6.    Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh.

7.    Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.

8.   Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain.

9.    Pakai masker dan sarung tangan bila terpaksa harus berada di tempat umum, seperti rumah sakit atau sedang bersama orang lain.

10. Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.

Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah sakit, seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, perlu ditangani secara berbeda dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19.

Tujuannya adalah untuk mencegah penularan COVID-19 selama berada di rumah sakit. Konsultasikan dengan dokter mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.