Rabu, 13 Juli 2022
MAO TSE-TUNG 1893-1976
MAO TSE-TUNG 1893-1976
Michael H. Hart, 1978
Mao Tse-Tung memimpin partai Komunis ke puncak kekuasaan di Cina, dan dalam jangka masa dua puluh tujuh tahun sesudah memegang kendali pimpinan, perubahan-perubahan menakjubkan dan berjangka jauh terjadilah dalam sejarah suatu bangsa yang begitu besar jumlahnya.
Mao Tse-Tung dilahirkan tahun 1893 di desa Shao-shan di propinsi Hunan, Cina. Ayahnya petani agak berada. Di tahun 1911 tatkala Mao masih mahasiswa usia sembilan belas tahun, revolusi pecah memporakporandakan dinasti Ch'ing yang memang sudah melapuk dan brengsek, padahal dinasti ini memerintah Cina sejak abad ke-17. Hanya dalam tempo beberapa bulan saja pemerintahan kaisar sudah terhalau dan terjungkir, dan Cina diproklamirkan sebagai sebuah republik. Malangnya, pemimpin-pemimpin revolusi tidak mampu mendirikan suatu pemerintahan yang kompak dan stabil dan revolusi ditandai oleh keresahan dan perang saudara dalam jangka waktu lama, boleh dibilang berlangsung hingga tahun 1949.
Selaku remaja muda usia, Mao secara pasti menempuh paham kiri dalam pandangan politiknya dan pada tahun 1920 dia betul-betul sudah jadi Marxis tulen. Di tahun 1921 dia merupakan salah seorang dari dua belas pendiri partai Komunis Cina. Tetapi peningkatannya menuju puncak tertinggi kepemimpinan partai berjalan lambat, sehingga baru di tahun 1935 dia menjadi ketua partai.
Sementara itu, secara keseluruhan pun partai Komunis Cina jalannya merangkak, berliku-liku, terguncang-guncang dalam usahanya memegang kekuasaan. Partai menderita banyak kemunduran di tahun 1927 dan tahun 1934, tetapi bagaimanapun dia mampu bertahan dan hidup terus. Sesudah tahun 1935, di bawah kepemimpinan Mao, kekuatan partai secara mantap meningkat dan berkembang terus. Di tahun 1947, partai Komunis Cina sudah siap tempur menumbangkan pemerintahan partai Nasionalis pimpinan Chiang Kai-Shek. Di tahun 1949, pasukannya merebut kemenangan gilang-gemilang dan partai Komunis menguasai mutlak seluruh daratan Cina.
Cina pada saat Mao selaku pemimpin partai Komunis memegang tampuk pemerintahan sesudah melalui pertempuran sengit selama tiga puluh delapan tahun, hampir sebuah Cina yang sudah tercabik-cabik, compang-camping, miskin papa dan tradisional dan terbelakang dan buta huruf, sehingga tampaknya karier gelap membayangi Mao dengan pelbagai rupa rintangan dan jalan akhir yang buntu.
Tetapi, kenyataan berlawanan dengan itu, karena berkat pengaruhnya yang luar biasa besar pada massa, kesemua kekurangan itu bukannya akhir melainkan justru awal dari karier kepemimpinannya, karena pada saat wafatnya tahun 1976 praktis Mao sudah merombak total seluruh Cina. Salah satu segi perombakan secara umum adalah modernisasi negeri, khususnya industrialisasi, peningkatan taraf pendidikan yang luar biasa cepat serta perbaikan tingkat kesehatan rakyat yang menggemparkan. Perubahan-perubahan ini, betapapun pentingnya, bukanlah menjadi alasan utama menempatkan Mao dalam urutan daftar buku ini karena negeri-negeri lain pun dalam saat yang berbarengan melakukan hal serupa.
Segi keberhasilan lainnya oleh Cina di bawah Mao adalah perubahan sistem ekonominya dari sistem kapitalis ke sistem sosialis. Secara politik, sudah barang tentu penggarapan ini dilaksanakan lewat cara-cara totaliter yang keras. Tetapi perlu diingat, lewat indoktrinasi dan penataran yang intensif dan tak kenal lelah, Mao berhasil bukan saja menggerakkan suatu revolusi ekonomi dan politik tetapi juga revolusi sosial. Hanya dalam tempo seperempat abad telah dapat dilakukan perombakan dalam hal kesetiaan terhadap kefamilian yang sempit menjadi kesetiaan terhadap bangsa secara keseluruhan. Perombakan ini mempunyai makna yang teramat penting mengingat sepanjang sejarah sistem kesetiaan dan ikatan kefamilian di Cina teramatlah kokohnya. Lebih dari itu, pemerintah Cina melancarkan propaganda gigih memerangi ideologi Kong Hu-Cu dan tampaknya usaha ini mencapai sasarannya.
Tentu saja, bukan Mao seorang yang menentukan garis politik pemerintah di bawah partai Komunis. Mao tidak pernah memegang peranan seorang diri seperti halnya dilakukan oleh Stalin di Uni Soviet. Tetapi, memang benar Mao merupakan tokoh jauh lebih penting dari siapa pun dalam pemerintahan di Cina hingga akhir hayatnya tahun 1976.
Salah satu proyek yang tak syak lagi merupakan tanggung jawab utama Mao ialah apa yang terkenal dengan sebutan "Lompatan jauh ke depan" di akhir tahun 50-an. Banyak peninjau beranggapan bahwa proyek itu, termasuk penitikberatan pada metode pengintensifan produksi dengan penggunaan tenaga manusia, termasuk dalam skala kecil dalam bentuk komune pertanian, sebagai suatu proyek yang gagal. (Dalam banyak kejadian malah tidak digubris). Proyek lain yang peroleh dukungan Mao, dengan risiko dapat tantangan dari banyak pemimpin-pemimpin Cina lain, adalah "Revolusi besar kebudayaan proletar" di akhir tahun 1960an. Ini merupakan pertentangan tajam, dalam beberapa hal nyaris mirip dengan perang saudara antara Mao dan pendukungnya di satu pihak dengan golongan kepala batu partai Komunis yang birokrasi di lain pihak.
Menarik untuk dicatat, Mao sudah berusia di pertengahan umur enam puluhan tatkala garis politik "Lompatan jauh ke depan" dilancarkan dan berumur lewat tujuh puluhan ketika "Revolusi kebudayaan" digerakkan. Dan pada waktu langkah pendekatan dengan Amerika Serikat terjadi, dia sudah berumur hampir delapan puluh tahun.
Mulanya Mao berpegang pada pendapat, kaum buruh industri di kota-kota merupakan basis terkuat penyokong partai Komunis. Ini sejalan dengan teori Marx. Tetapi, sekitar tahun 1952 Mao berkesimpulan --paling sedikit di Cina-- sokoguru partai berasal dari kaum tani, bukan buruh. Anggapan ini ada dasarnya, karena selama pertempuran panjang dan sengit dengan rejim Nasionalis, Mao selalu berada di daerah pedesaan. Gagasan ini diterapkan tatkala dia menjadi kepala negara. Misalnya, apabila tatkala Stalin berkuasa di Rusia umumnya pembangunan dititikberatkan pada sektor produksi industri, Mao umumnya menarik perhatian lebih besar pada pembangunan sektor pertanian dan pedesaan. Meski begitu, pembangunan industri Cina di bawah Mao maju dengan pesatnya.
Bukan suatu yang mudah menilai arti penting yang berjangka panjang dari seorang tokoh politik yang sejaman. Memperhitungkan dalam urutan keberapa Mao harus muncul dalam daftar buku ini, tak bisa kita mesti membikin perbandingan dengan tokoh-tokoh penting lainnya. Mao Tse Tung mendapat tempat dalam daftar urutan diatas George Washington, karena perombakan-perombakan didalam negeri yang menjadi tanggung jawab perbuatan Mao jauh lebih fundamental ketimbang apa yang telah diperbuat oleh George Washington. Mao juga dapat tempat lebih atas ketimbang Napoleon, Hitler dan Alexander Yang Agung disebabkan pengaruh jangka panjang yang melekat pada dirinya, dan ini jelas lebih besar dari yang dipunyai mereka yang disebut lebih dulu.
Perbandingan nyata lain adalah antara Mao dan Lenin. Mao memerintah dalam jangka waktu yang lebih panjang daripada Lenin, lagipula didalam negeri yang jumlah penduduknya jauh lebih banyak. (Kenyataan memang menunjukkan, masa berkuasanya Mao melebihi jangka waktu penguasa mana pun dalam sejarah!) Tetapi, Lenin mendahului Mao dan memancarkan pengaruh kuat terhadap Mao, dan dengan jalan mendirikan Komunisme di Rusia berarti dia mempersiapkan dan membuka jalan bagi pembentukan Komunis berikutnya di Cina.
Orang
yang karya usahanya hampir dapat disejajarkan dengan Mao adalah Shih Huang Ti.
Kedua-duanya orang Cina dan keduanya arsitek perombakan-perombakan besar untuk
negerinya. Shih Huang Ti dapat tempat lebih atas dalam urutan buku ini karena
kita tahu pengaruhnya berlangsung selama tidak kurang dari dua puluh dua abad.
Meskipun perubahan-perubahan yang dilaksanakan Mao besar kemungkinan lebih
penting dan lebih mendasar, tetapi kita belum tahu pasti sampai berapa lama
pengaruhnya bisa bertahan.
SHIH HUANG TI 259 SM-210 SM
SHIH HUANG TI 259 SM-210 SM
Michael H. Hart, 1978
Kaisar Cina yang besar Shih Huang Ti dari tahun 238-210 SM menyatukan Cina dengan kekuatan senjata dan meletakkan dasar perombakan-perombakan. Perombakan ini merupakan faktor utama dalam penyatuan kultural Tiongkok hingga kini.
Shih Huang Ti (juga terkenal dengan julukan Ch'in Shih Huang Ti) dilahirkan tahun 259 SM dan wafat tahun 210 SM. Untuk memahami arti penting pribadinya, kita perlu mengetahui dulu latar belakang historis masanya. Dia lahir di penghujung tahun dinasti Chou yang didirikan sekitar 1100 SM. Berabad sebelum masanya, dinasti Chou sudah kehilangan keampuhannya selaku penguasa, dan Cina terpecah belah menjadi banyak sekali negara-negara feodal.
Pelbagai raja-raja feodal ini tak henti-hentinya bertempur satu sama lain, dan lambat laun beberapa penguasa kecil melenyap. Salah satu dari negeri terkuat yang selalu baku hantam itu Ch'in, di bagian Cina sebelah barat. Pemimpin-pemimpin kerajaan Ch'in menganut mazhab filosofis legalis yang dijadikan dasar negara. Kong Hu-Cu menganjurkan agar penduduk diperintah lewat contoh suri teladan akhlak dari pemimpinnya. Tetapi, menurut mazhab filosofi legalis, rakyat tidak cukup baik diperintah lewat cara yang ditunjukkan Kong Hu-Cu, karena itu tidak mungkin ditrapkan. Mendingan, rakyat itu diawasi ketat lewat aturan-aturan keras dan dipaksa tanpa pandang bulu. Hukum dan aturan digariskan oleh penguasa dan penguasa dapat mengubah kalau dia pandang perlu untuk kepentingan politik masa depan negeri.
Bisa jadi akibat berpegang pada ide legalis, bisa jadi juga karena letak posisi geografisnya, atau bisa jadi berkat kemampuan kepemimpinan Ch'in, negeri itu menjadi negeri paling kuat diantara negeri-negeri kerajaan di Cina pada saat Cheng (keturunan Shih Huang Ti di masa depan) lahir. Secara simbolis Cheng naik tahta pada tahun 246 SM pada umur tigabelas tahun tetapi dalam praktek sebuah dewan memegang pemerintahan hingga Cheng cukup dewasa di tahun 238 SM. Raja baru itu mengangkat jendral-jendral yang berkemampuan dan dengan semangat berkobar-kobar mengganyang negeri-negeri feodal yang masih tinggal. Negeri feodal terakhir rontok tahun 221 SM dan sesudah itu dia bisa memproklamirkan diri selaku Wang (raja) seluruh Cina. Sekedar memberi bobot, dalam rangka usahanya memutus hubungan dengan masa lampau, dia memakai gelar baru dan menyebut dirinya Shih Huang Ti yang maknanya "Kaisar pertama."
Shih Huang Ti segera bergegas melakukan perubahan-perubahan besar. Berdasar tekad mencegah cerai-berainya lagi Cina yang telah merusakkan kerajaan Chou, dia memutuskan menghapus habis seluruh sistem pemerintahan feodal. Wilayah yang dikuasainya dibagi-baginya menjadi 36 propinsi, dan pada tiap propinsi diangkat seorang gubernur sipil yang langsung ditunjuk oleh kaisar. Shih Huang Ti mengeluarkan dekrit bahwa gubernur propinsi tidaklah lagi berdasar keturunan. Akibat dari keputusan ini, terjadilah kebiasaan memindah-mindahkan gubernur dari satu propinsi ke propinsi lain untuk mencegah kemungkinan timbulnya pejabat daerah yang ambisius dan menyusun basis kekuatan untuk kepentingan dirinya sendiri. Tiap propinsi juga punya pimpinan militer, ditunjuk oleh kaisar dan sewaktu-waktu bisa dipindah kapan saja dia berkenan. Di samping itu ditunjuknya pula pejabat ketiga untuk memelihara keseimbangan antara gubernur sipil dan gubernur militer. Dia membangun jalan raya yang panjang dan rapi menghubungkan ibukota dengan kota-kota propinsi. Jalan raya itu dibangun sedemikian rupa --di samping arti ekonomisnya-- juga sewaktu-waktu dapat digunakan untuk gerakan tentara pusat ke daerah-daerah yang kalau-kalau banyak tingkah dan coba-coba bikin ulah yang bisa mengganggu keutuhan dan kestabilan kekuatan pusat. Shih Huang Ti pun tak lupa mengumumkan aturan bagi aristokrat-aristokrat lama yang masih hidup harus menetap di ibukota Hsieng yang dengan maksud supaya mereka dapat dengan mudah diawasi gerak-geriknya.
Tetapi, Shih Huang Ti tidaklah puas hingga di situ. Dia tidak puas hanya sampai urusan persatuan politik dan militer semata, tetapi juga berusaha menggalang kesatuan ekonominya. Dia menentukan norma-norma ukuran baik untuk berat timbangan maupun panjang sesuatu barang. Dia menetapkan standar mata uang, macam-macam peralatan, lebar serta panjang kendaraan dan mengawasi konstruksi jalan raya dan saluran-saluran air. Dan dia juga menetapkan sistem hukum yang seragam untuk seluruh Cina berikut standar bahasa tulisan.
Perbuatan kaisar yang paling termasyhur (atau barangkali yang paling tidak populer) adalah peraturan yang dikeluarkannya tahun 213 SM yang mengharuskan bakar semua buku di Cina, kecuali buku-buku yang berkaitan dengan masalah pertanian, kedokteran, catatan sejarah mengenai negara Ch'in dan buku-buku falsafah yang ditulis oleh pengarang-pengarang penganut faham legalis. Selebihnya --tidak kecuali buku-buku doktrin Kong Hu-Cu-- mesti dimusnahkan. Dengan dikeluarkannya aturan yang kelewatan ini mungkin merupakan contoh pertama adanya sensor besar-besaran dalam sejarah. Dia bermaksud melabrak habis filosofi-filosofi lawannya, khususnya faham Kong Hu-Cu. Tetapi, Shih Huang Ti memerintahkan mengkopi buku-buku yang dilarang dan disimpan di perpustakaan di ibukota.
Politik luar negerinya tak kurang keras serta kuatnya. Dia melakukan penaklukan di bagian selatan Cina, dan daerah-daerah yang ditaklukkan dimasukkan ke dalam wilayah Cina. Juga di utara dan di barat pasukannya berhasil, namun dia tidak mampu menundukkan penduduknya secara permanen. Untuk mencegah jangan sampai mereka menyerang Cina, Shih Huang Ti menghubungkan pelbagai dinding lokal yang memang sudah ada di perbatasan Cina utara sehingga menjadi jalur tembok raksasa. Tembok besar Cina itu masih utuh terdapat hingga kini. Konstruksi proyek ini berikut pertempuran-pertempuran dengan pihak luar, membebankan penduduk dengan pajak tinggi, dan ini membuatnya tidak populer. Karena pemberontakan melawan pemerintahan tangan besinya tidak mungkin, serangkaian perbuatan dilakukan orang untuk menghabiskan nyawanya. Tetapi, tak satu pun usaha pembunuhan ini yang berhasil, dan Shih Huang Ti mati secara wajar tahun 210 SM.
Tembok Besar China
Kaisar digantikan putera keduanya bergelar Erh Shih Huang Ti. Tetapi, sang anak tidak memiliki kemampuan sang ayah, karena itu beberapa pemberontakan pun meletus. Dalam tempo empat tahun dia terbunuh. Perpustakaan kerajaan dibumihangus, dan dinasti Ch'in sepenuhnya ditumbangkan.
Namun, karya usaha Shi Huang Ti yang sudah dirampungkannya bukanlah hal yang percuma. Orang Cina memang bersenang hati pemerintahan tiraninya sudah berakhir, tetapi, ada sebagian kecil yang berhasrat kembali ke suasana anarki seperti masa lampau. Dinasti berikutnya (dinasti Han) meneruskan sistem dasar administratif yang ditegakkan oleh Ch'in Shih Huang Ti. Dan memang dalam kenyataannya, sepanjang dua puluh satu abad kekaisaran Cina melanjutkan garis-garis yang sudah diletakkan. Meskipun sistem hukum Ch'in yang keras segera dilunakkan oleh para kaisar dinasti Han, dan biarpun keseluruh filosofi legalis sudah dijauhi dan Confucianisme menjadi lagi falsafah negara, penyatuan politik dan kultural yang sudah dibangun oleh Shih Huang Ti tidaklah luntur.
Secara keseluruhan, makna penting Shih Huang Ti untuk Cina sudahlah terang benderang. Orang-orang Barat senantiasa terpukau oleh besarnya ukuran Cina, tetapi umumnya sepanjang sejarah sebenarnya tidaklah lebih besar penduduknya ketimbang Eropa. Perbedaannya adalah, Eropa senantiasa terpecah-pecah menjadi negara kecil-kecil sedangkan Cina dipersatukan menjadi sebuah negeri besar. Perbedaan ini tampak berkat faktor-faktor politik dan sosial, bukannya lantaran faktor geografi, misalnya dalam hal jarak panjang pegunungan di Cina tidaklah banyak beda dengan apa yang ada di Eropa. Karuan saja, penyatuan Cina tidaklah bisa dianggap semata-mata kerja Shih Huang Ti seorang. Banyak orang --misalnya Sui Wen Ti-- juga memainkan peranan penting, tetapi tidaklah perlu diragukan lagi Shih Huang Ti yang paling penting dari yang penting. Dialah titik sentralnya.
Berbicara tentang Shih Huang Ti tidaklah tuntas sempurna tanpa menyebut-nyebut perdana menterinya yang cerdas dan hebat, Li Ssu. Memang, begitu pentingnya pengaruh Li Ssu terhadap pengambilan keputusan kaisar sehingga sulit membedakan mana yang lebih menentukan diantara keduanya menyangkut perubahan-perubahan besar yang terjadi. Untuk terhindar dari kesulitan tilik sana tilik sini, saya menetapkan semua jasa-jasa perbuatan gabungan mereka kepada Shih Huang Ti. (Lagi pula, biarpun Li Ssu mengajukan nasehat, kata terakhir ada pada kaisar).
Shih
Huang Ti, antara lain akibat perbuatan membakar buku-buku, dikutuk oleh umumnya
penulis-penulis berfaham Kong Hu-Cu di belakang hari. Mereka mengutuknya
sebagai tiran, kedukun-dukunan, penuh takhyul, jahanam, anak sundal dan
berkemampuan kepalang tanggung. Sebaliknya, Cina Komunis umumnya memujanya
selaku pemikir progresif. Penulis-penulis Barat kadangkala membandingkan Shih
Huang Ti dengan Napoleon. Tetapi, tampaknya dia lebih mirip dengan Augustus
Caesar, pendiri kekaisaran Romawi. Empirium yang mereka dirikan sedikit banyak
punya kemiripan dalam ukuran luas daerah dan jumlah penduduk. Bedanya, empirium
Romawi berdiri jauh lebih singkat dan daerah yang diperintah oleh August Caesar
tidak mampu dipersatukan dalam jangka waktu lama. Tidaklah demikian pada Shih
Huang Ti. Itu sebabnya Shih Huang Ti lebih punya pengaruh ketimbang Augustus
Caesar.
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN PJOK SMK KELAS XI
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI,
OLAHRAGA, DAN KESEHATAN
FASE F (KELAS XI)
SMK NEGERI 1 SEMARANG
RASIONAL |
|||||||
Rasional Alur Tujuan Pembelajaran adalah rangkaian tujuan yang disusun secara logis menurut ururtan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dilaksanakan dengan menggunakan berbagai pendekatan, model, strategi, metode, gaya, dan teknik sesuai dengan karakteristik tugas gerak, peserta didik, dan lingkungan belajar. Semua itu diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah (keterampilan, pengetahuan, dan sikap) setiap peserta didik dengan menekankan pada kualitas kebugaran jasmani dan pembendaharaan gerak. Alur Tujuan Pembelajaran disusun berdasarkan metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran dilakukan berdasarkan pengalaman peserta didik pada fase F. |
|||||||
CAPAIAN PEMBELAJARAN |
|||||||
Pada akhir fase F ini, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan berbagai aktivitas jasmani dan olahraga sebagai hasil evaluasi pengetahuan yang benar, mengevaluasi dan mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan (physical fittness related health) dan kebugaran jasmani terkait keterampilan (physical fittness related skills), menunjukkan perilaku dalam memimpin kelompok kecil untuk melakukan perubahan positif, selain itu juga dapat mengevaluasi sikap dan kebiasaan sebagai individu yang sehat dan aktif. |
|||||||
|
|||||||
ELEMEN KETERAMPILAN GERAK |
|||||||
Pada akhir fase ini peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan hasil rancangan aktivitas jasmani dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan aktivitas olahraga air (kondisional), dengan berbagai bentuk taktik dan strategi. |
|||||||
SUB ELEMEN KETERAMPILAN GERAK |
|||||||
Mempraktikkan hasil rancangan permainan sebenarnya dengan menggunakan yang mengarah pada penguasaan keterampilan permainan (sederhana, invasi, net, lapangan) dan keterampilan olahraga (beladiri, atletik, tradisional). |
|||||||
Alur Tujuan Pembelajaran |
Kata frasa Kunci/Topik
konten dan Penjelasan Singkat |
Profil Pelajar Pancasila |
Prakiraan Jam |
Glosarium |
|||
1. Permainan dan
Olahraga Pilihan 1.1 Mempraktikkan
keterampilan gerak dalam berbagai
permainan invasi (*): |
Profil Pelajar
Pancasila yang dikembangkan dalam dalam Fase ini adalah dimensi Mandiri dan
Gotong Royong. |
9 – 27 JP |
Profil Pelajar
Pancasila: Tujuan besar (atau bahkan misi)
yang ingin diwujudkan melalui sistem pendidikan. Profil lulusan, dalam konteks ini adalah Profil
Pelajar Pancasila, merupakan jawaban dari pertanyaan penting: “Karakter serta kemampuan esensial
apa yang perlu dipelajari dan dikembangkan terus-menerus oleh setiap individu
warga negara Indonesia, sejak pendidikan anak usia dini hingga mereka
menamatkan sekolah menengah atas?” Keterampilan
gerak: Gerakan-gerakan dasar dalam
olahraga yang dilakukan dengan satu teknik, kemudian gerakan yang dilakukan secara efektif
dan efisien untuk dapat menghasilkan hasil yang maksimal. Untuk menjadi
seorang olahragawan diperlukan keterampilan gerak yang baik agar dapat mencapai prestasi. Permainan Invasi/ Serangan (Invasion Games) adalah Permainan tim dimana skor diperoleh jika pemain
secara beregu mampu memanipulasi bola atau proyektil sejenis untuk dimasukkan
ke gawang lawan atau ke daerah tertentu lebih banyak dari lawan dan mampu mempertahankan daerah gawangnya
atau lapangannya dari kemasukan oleh lawan. |
||||
1.1.1 Permainan sepak bola:
menendang/mengoper,
menghentikan, menggiring, menyundul, dan melempar bola ke dalam. |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak menendang/mengoper, menghentikan, menggiring, dan menyundul bola permainan sepak bola dengan baik. |
||||||
1.1.2 Permainan bola basket:
melempar/mengoper, menangkap, menggiring, menembak, rebound, dan pivot. |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak melempar/ mengoper, menangkap, menggiring, menembak, rebound, dan pivot permainan bola basket dengan baik. |
||||||
1.1.3 Permainan bola tangan:
melempar/mengoper, menangkap, menggiring, menembak, rebound, dan pivot. |
Peserta didik dapat menunjukkan
kemampuanmempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak melempar/mengoper,
menangkap, menggiring, menembak, rebound,
dan pivot permainan bola tangan dengan baik. |
||||||
1.2 Mempraktikkan keterampilan gerak dalam
berbagai permainan net (*): |
9 – 27 JP |
Permainan Net (Net/ Wall Games): Permainan tim atau indvidu dimana skor didapat apabila mampu
memberikan bola atau proyektil sejenis jatuh pada lapangan lawan agar tidak
bisa dikembalikan dengan jalan melewatkan bola melalui net dengan tinggi
tertentu. Permainan ini mensyaratkan untuk memanipulasi bola atau proyektil
sejenis untuk ditempatkan pada lapangan kosong lawan yang menggunakan
kekuatan dan akurasi yang baik disamping harus mampu menjaga lapangannya
sendiri dari datangnya bola dari lawan. |
|||||
1.2.1
Permainan bola voli: passing
bawah, passing atas, servis bawah,
servis atas, smash, dan block/ bendungan. |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan
mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak passing bawah, passing
atas, servis bawah, servis atas, smash,
dan block/ bendungan permainan bola
voli dengan baik. |
||||||
1.2.2 Permainan bulu tangkis:
memegang raket, posisi berdiri/stance,
gerakan kaki/footwork, servis
panjang, servis pendek, pukulan forehand,
pukulan backhand, dan pukulan smes.
|
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak memegang raket, posisi berdiri/ stance, gerakan kaki/ footwork, servis panjang, servis pendek, pukulan forehand, pukulan backhand, dan pukulan smes permainan bulu tangkis dengan baik. |
||||||
1.2.3 Permainan tenis meja:
memegang bet, posisi berdiri/stance,
gerakan kaki/ footwork, servis forehand, servis backhand, pukulan forehand,
pukulan backhand, dan smes. |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak memegang bet, posisi berdiri/stance, gerakan kaki/ footwork, servis forehand, servis backhand, pukulan forehand, pukulan backhand, dan smes permainan tenis meja dengan baik. |
||||||
1.3
Mempraktikkan keterampilan gerak dalam berbagai
permainan lapangan (*): |
9 – 27 JP |
Permainan Lapangan (Striking/Ffielding Games): Permainan tim
yang cara mendapatkan skornya dengan cara memukul sebuah bola atau proyektil
sejenis untuk ditempatkan pada tempat tertentu atau agar tidak tertangkap
oleh pemain jaga, sehingga si pemukul dapat berlari menuju pada daerah aman atau bahkan mampu
melewati keliling ke beberapa daerah aman dan kembali ke tempat
semula. Permainan ini mensyaratkan kemampuan kecepatan reaksi memukul bola
yang bergerak dari pelempar untuk dipukul dalam. |
|||||
1.3.1 Permainan rounders: melempar/mengoper bola, menangkap, memukul
bola, |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak melempar/mengoper bola, menangkap, memukul bola, berlari ke tiang hinggap, dan mematikan lawan permainan rounders dengan baik. |
||||||
1.3.2 Permainan sofbol: melempar/mengoper bola, menangkap, memukul bola, berlari ke base, dan mematikan lawan. |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak melempar/mengoper bola, menangkap, memukul bola, berlari ke base, dan mematikan lawan permainan sofbol dengan baik. |
||||||
1.3.3 Permainan basebol: melempar/mengoper
bola, menangkap, memukul
bola, berlari ke base, dan
mematikan lawan. |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan
mempraktikkan hasil rancangan
ketrerampilan gerak melempar/mengoper
bola, menangkap, memukul
bola, berlari dengan baik. |
||||||
|
|
||||||
1.4 Mempraktikkan keterampilan gerak dalam
berbagai olahraga beladiri (**): |
9 – 12 JP |
|
|||||
1.4.1 Pencak silat:
kuda-kuda, pola langkah, pukulan, tendangan, tangkisan, elakan, dan hindaran. |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak kudakuda, pola langkah, pukulan, tendangan, tangkisan, elakan, dan hindaran pencak silat dengan baik. |
||||||
1.4.2 Karate: kuda-kuda,
pukulan, tendangan, tangkisan, kihon, kata, dan komite. |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak kudakuda, pukulan, tendangan, tangkisan, kihon, kata, dan komite karate dengan baik. |
||||||
1.4.3 Taekwondo:
kuda-kuda, pukulan, tendangan, tangkisan, dan sabetan. |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak kudakuda, pukulan, tendangan, tangkisan, dan sabetan taekwondo dengan baik. |
||||||
1.5 Mempraktikkan keterampilan gerak dalam
berbagai olahraga atletik (*): |
6 – 24 JP |
|
|||||
1.5. Jalan cepat: start, gerakan jalan
cepat, dan memasuki garis finis. |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak start, gerakan jalan cepat, dan memasuki garis finis jalan cepat dengan baik. |
||||||
1.5.2 Lari
sambung/estafet: start, gerakan
lari jarak pendek, dan memasuki garis finis.
|
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak start, gerakan lari jarak pendek, dan memasuki garis finis lari sambung/estafet dengan baik. |
||||||
1.5.3 Lompat jangkit:
awalan, tolakan/tumpuan, melayang di udara, dan mendarat. |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak awalan, tolakan/tumpuan, melayang di udara, dan mendarat lompat jangkit dengan baik. |
||||||
1.5.4 Lempar lembing:
memegang lembing, awalan melempar lembing, melempar lembing, melepaskan
lembing, dan menjaga keseimbangan. |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan mempraktikkan hasil
rancangan keterampilan gerak memegang lembing, awalan melempar lembing,
melempar lembing, melepaskan lembing, dan menjaga keseimbangan lempar lembing
dengan baik. |
||||||
1.6 Mempraktikkan keterampilan gerak dalam
berbagai olahraga tradisional (**): |
9 – 12 JP |
|
|||||
1.6.1 Permainan sepak takraw:
menyepak/menendang, mengumpan, menyundul, melempar bola, dan smes. |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak menyepak/menendang, mengumpan, menyundul, melempar bola, dan smes permainan sepak takraw dengan baik. |
||||||
1.6.2 Permainan
tradisional anakanak Indonesia: permainan egrang, balap karung, mendorong
ban, bakiak atau sandal raksasa, dan lain-lain. |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak permainan egrang, balap karung, mendorong ban, bakiak atau sandal raksasa permainan tradisional anakanak Indonesia dengan baik. |
||||||
1.7
Aktivitas Gerak Berirama • Mempraktikkan
hasil rancangan variasi dan kombinasi gerak berbentuk rangkaian langkah dan
ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik sebagai pembentuk
gerak pemanasan dalam aktivitas gerak berirama. |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak variasi dan kombinasi gerak berbentuk rangkaian langkah dan ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/ dengan musik sebagai pembentuk gerak pemanasan dalam aktivitas gerak berirama dengan baik. |
6 – 9 JP |
|
||||
1.8 Aktivitas Senam • Mempraktikkan hasil rancanganberbagai keterampilan dasar spesifik senam lantai. |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak berbagai keterampilan gerak keseimbangan, guling depan, guling belakang, dan guling lenting senam lantai dengan benar. |
6 – 9 JP |
|
||||
1.9 Aktivitas Permainan dan Olahraga Air (Pilihan) • Mempraktikkan keterampilan renang gaya bebas menempuh jarak 25 meter,serta bentukbentuk keselamatan penyelamatan dan keselamatan di air dengan koordinasi yang baik. |
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan mempraktikkan hasil rancangan keterampilan gerak keterampilan renang gaya bebas menempuh jarak 25 meter, serta bentuk-bentuk keselamatan penyelamatan dan keselamatan di air dengan koordinasi yang baik. |
9 – 24
JP |
|
||||
ELEMEN PENGETAHUA N GERAK |
|||||||
Pada akhir fase ini peserta didik dapat merancang prosedur, strategi, dan taktik, terkait dengan aktivitas jasmani dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas perm ainan dan aktivitas olahraga air (kondisional). |
|||||||
SUB ELEMEN PENGETAHUAN GERAK |
|||||||
Menganalisis hasil rancangan permainan sebenarnya dengan menggunakan yang mengarah pada penguasaan keterampilan permainan (sederhana, invasi, net, lapangan) dan keterampilan olah raga (beladiri, atletik, tradisional). |
|||||||
Alur Tujuan Pembelajaran |
Kata frasa Kunci/Topik
konten dan Penjelasan Singkat |
Profil Pelajar Pancasila |
Prakiraan Jam |
Glosarium |
|||
2. Permainan dan Olahraga Pilihan 2.1 Menganalisis gerak spesifik
dalam berbagai permainan invasi (*): |
Profil Pelajar
Pancasila yang dikembangkan dalam dalam Fase ini adalah dimensi Mandiri dan
Gotong Royong. |
9 – 27 JP |
Pengetahuan
gerak: cara untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan agar bermanfaat bagi semua makhluk hidup. Selain itu keterampilan
ilmu pengetahuan tersebut berfungi untuk menyempurnakan atau memperbaiki serta mengembangkan
ilmu pengtahuan yang sudah diteliti maupun ditemukan sebelumnya. |
||||
2.1.1 Permainan sepak bola: menendang/mengoper, menghentikan,
menggiring, menyundul, dan melempar bola ke dalam. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak menendang/mengoper, menghentikan, menggiring, dan menyundul bola permainan sepak bola dengan baik. |
||||||
2.1.2 Permainan bola basket:
melempar/mengoper, menangkap, menggiring, menembak, rebound, dan pivot. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak melempar/ mengoper, menangkap, menggiring, menembak, rebound, dan pivot permainan bola basket dengan baik. |
||||||
2.1.3 Permainan bola tangan:
melempar/mengoper, menangkap, menggiring, menembak, rebound, dan pivot. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak melempar/ mengoper, menangkap, menggiring, menembak, rebound, dan pivot permainan bola tangan dengan baik. |
||||||
2.2 Menganalisis keterampilan gerak dalam
berbagai permainan net (*): |
9 – 27 JP |
|
|||||
2.2.1 Permainan bola
voli: passing bawah, passing atas, servis bawah, servis
atas, smash, dan block/ bendungan. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak passing bawah, passing atas, servis bawah, servis atas, smash, dan block/ bendungan permainan bola voli dengan baik. |
||||||
2.2.2 Permainan bulu tangkis:
memegang raket, posisi berdiri/stance,
gerakan kaki/footwork, servis
panjang, servis pendek, pukulan forehand,
pukulan backhand, dan pukulan smes.
|
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak memegang raket, posisi berdiri/stance, gerakan kaki/ footwork, servis panjang, servis pendek, pukulan forehand, pukulan backhand, dan pukulan smes permainan bulu tangkis dengan baik. |
||||||
2.2.3 Permainan tenis meja:
memegang bet, posisi berdiri/stance,
gerakan kaki/ footwork, servis forehand, servis backhand, pukulan forehand,
pukulan backhand, dan smes. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak memegang bet, posisi berdiri/stance, gerakan kaki/ footwork, servis forehand, servis backhand, pukulan forehand, pukulan back-hand, dan smes permainan tenis meja dengan baik. |
||||||
2.3 Menganalisis keterampilan gerak dalam
berbagai permainan lapangan (*): |
9 – 27 JP |
|
|||||
2.3.1 Permainan rounders:
melempar/mengoper bola, menangkap, memukul bola, berlari ke tiang
hinggap, dan mematikan lawan. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak melempar/ mengoper bola, menangkap, memukul bola, berlari ke tiang hinggap, dan mematikan lawan permainan rounders dengan baik. |
||||||
2.3.2 Permainan sofbol: melempar/mengoper bola, menangkap, memukul bola,
berlari ke base, dan
mematikan lawan. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak melempar/ mengoper bola, menangkap, memukul bola, berlari ke base, dan mematikan lawan permainan sofbol dengan baik. |
||||||
2.3.3 Permainan basebol: melempar/mengoper
bola, menangkap, memukul
bola, berlari ke base, dan
mematikan lawan. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan
terkait dengan fakta, konsep dan prosedur gerak melempar/mengoper bola, menangkap, memukul bola, berlari dengan baik. |
||||||
|
|
||||||
2.4 Menganalisis keterampilan gerak dalam
berbagai olahraga beladiri (**): |
9 – 12 JP |
|
|||||
2.4.1 Pencak silat:
kuda-kuda, pola langkah, pukulan, tendangan, tangkisan, elakan, dan hindaran.
|
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak kuda-kuda, pola langkah, pukulan, tendangan, tangkisan, elakan, dan hindaran pencak silat dengan baik. |
||||||
2.4.2 Karate: kuda-kuda,
pukulan, tendangan, tangkisan, kihon, kata, dan komite. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak kuda-kuda, pukulan, tendangan, tangkisan, kihon, kata, dan komite karate dengan baik. |
||||||
2.4.3 Taekwondo:
kuda-kuda, pukulan, tendangan, tangkisan, dan sabetan. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak kuda-kuda, pukulan, tendangan, tangkisan, dan sabetan taekwondo dengan baik. |
||||||
2.5 Menganalisis keterampilan gerak dalam
berbagai olahraga atletik (*): |
6 – 24 JP |
|
|||||
2.5.1 Jalan cepat: start, gerakan jalan cepat, dan
memasuki garis finis. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak start, gerakan jalan cepat, dan memasuki garis finis jalan cepat dengan baik. |
||||||
2.5.2 Lari
sambung/estafet: start, gerakan
lari sambung/estafet, dan memasuki garis finis.
|
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak start, gerakan lari sambung/ estafet, dan memasuki garis finis lari sambung/estafet dengan baik. |
||||||
2.5.3 Lompat jangkit:
awalan, tolakan/tumpuan, melayang di udara, dan mendarat. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak awalan, tolakan/tumpuan, melayang di udara, dan mendarat lompat jangkit dengan baik. |
||||||
2.5.4 Lempar lembing:
memegang lembing, awalan melempar lembing, melempar lembing, melepaskan
lembing, dan menjaga keseimbangan. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak memegang lembing, awalan melempar lembing, melempar lembing, melepaskan lembing, dan menjaga keseimbangan lempar lembing dengan baik. |
||||||
2.6 Menganalisis keterampilan gerak dalam
berbagai olahraga tradisional (**): |
9 – 12 JP |
|
|||||
2.6.1 Permainan sepak takraw:
menyepak/menendang, mengumpan, menyundul, melempar bola, dan smes. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak menyepak/menendang, mengumpan, menyundul, melempar bola, dan smes permainan sepak takraw dengan baik. |
||||||
2.6.2 Permainan
tradisional anakanak Indonesia: permainan gobak sodor atau galah asin, engklek,
lari tempurung, lenggang rotan/hulahop dan lain-lain. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak gobak sodor atau galah asin, engklek, lari tempurung, lenggang rotan/hulahop dan lain-lain permainan tradisional anak-anak Indonesia dengan baik. |
||||||
2.7 Aktivitas Gerak Berirama 2.7.1 Menganalisis hasil rancangan variasi dan kombinasi gerak berbentuk
rangkaian langkah dan ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan
musik sebagai pembentuk gerak pemanasan dalam aktivitas gerak berirama. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi gerak variasi dan kombinasi gerak berbentuk rangkaian langkah dan ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik sebagai pembentuk gerak pemanasan dalam aktivitas gerak berirama dengan baik. |
6 – 9 JP |
|
||||
2.8 Aktivitas Senam 2.8.1 Menganalisis hasil rancangan berbagai keterampilan dasar spesifik
senam lantai. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan
terkait dengan prosedur, taktik, dan strategi berbagai keterampilan gerak
keseimbangan, guling depan, guling belakang, dan guling lenting senam lantai dengan baik. |
6 – 9 JP |
|
||||
2.9 Aktivitas
Permainan dan Olahraga Air (Pilihan) 2.9.1 Menganalisis hasil rancangan keterampilan renang gaya bebas
menempuh jarak 25 meter, serta bentuk-bentuk keselamatan penyelamatan dan
keselamatan di air dengan koordinasi yang baik. |
Peserta didik mampu menganalisis hasil rancangan terkait dengan
prosedur, taktik, dan strategi gerak keterampilan renang gaya bebas menempuh
jarak 25 meter, serta bentuk-bentuk keselamatan penyelamatan dan keselamatan
di air dengan koordinasi yang baik. |
9 – 24
JP |
|
||||
ELEMEN PEMANFAATAN GERAK |
|||||||
Pada akhir fase ini peserta didik dapat merancang dan mempraktikkan program latihan pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan (physicsl fittness related health) dan kebugaran jasmani terkait keterampilan (physicsl fittness related skills) secara sederhana serta penggunaan instrumen pengukurannya, untuk mendapatkan kebugaran dengan status baik. Peserta didik juga dapat menganalisis bahaya, cara penularan, dan cara pencegahan HIV/AIDS, serta menganalisis langkah-langkah melindungi diri dan orang lain dari Penyakit Menular Seksual (PMS). |
|||||||
SUB ELEMEN PEMANFAATAN GERAK |
|||||||
Mengevaluasi konsep dan mampu mempr aktikkan latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan (daya tahan, kekuatan, komposisi tubuh, dan kelenturan) serta pengukuran hasilnya, serta mempromosikannya melalui media yang sesuai. |
|||||||
Alur Tujuan Pembelajaran |
Kata frasa Kunci/Topik
konten dan Penjelasan Singkat |
Profil Pelajar Pancasila |
Prakiraan Jam |
Glosarium |
|||
3.1 Aktivitas jasmani dan aktivitas kebugaran untuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan: • Merancang program latihan dan mampu mempraktikkan latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan (kecepatan, kelincahan, keseimbangan, dan koordinasi) serta pengukuran menggunakan instrumen terstandar, serta mempromosikannya melalui media yang sesuai. |
a. Peserta didik dapat merancang program latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan (kecepatan, kelincahan, keseimbangan, dan koordinasi) serta pengukuran menggunakan instrumen terstandar, serta mempromosikannya melalui media yang sesuai. b. Peserta didik mampu mempraktikkan program latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan (kecepatan, kelincahan, keseimbangan, dan koordinasi) serta pengukuran menggunakan instrumen terstandar, serta mempromosikannya melalui media yang sesuai. |
Profil Pelajar
Pancasila yang dikembangkan dalam dalam Fase ini adalah dimensi Mandiri dan
Gotong Royong. |
3 – 6 JP |
Hasil
yang diperoleh dari aktivitas fisik
dan aktivitas kebugaran secara menyeluruh (total fitness) yang
memungkinkan seseorang mampu untuk menjalankan kehidupan yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap
pembebanan fisik yang wajar. |
|||
3.2 Pola perilaku hidup sehat • Memahami dan mampu menerapkan konsep, prinsip, dan prosedur pola perilaku hidup
sehat. |
a. Peserta didik mampu menerapkan manfaat jangka panjang dari partisipasi dalam aktivitas fisik secara teratur. b. Peserta didik mampu menghindari bahaya, cara penularan dan cara pencegah HIV/AIDS. |
3 – 6 JP |
|||||
ELEMEN PENGEMBANGAN KARAKTER |
||
Pada akhir fase ini peserta didik dapat mengambil peran sebagai pemimpin kelompok yang lebih besar dalam aktivitas jasmani dan olahraga dengan tetap menjunjung tinggi moral dan etika. Selain itu peserta didik dapat menginisiasi pembentukan komunitas peminatan agar orang lain menjalankan etika yang baik, saling menghormati, dan mengambil bagian dalam kerja kelompok sosial lainnya. |
||
DIMENSI MANDIRI |
||
ELEMEN PEMAHAMAN DIRI DAN SITUASI YANG DIHADAPI |
||
Indikator Alur Perkembangan Fase F Di Akhir Fase F (Jenjang SMA/SMK, usia 17-18 tahun), Pelajar |
||
SUB ELEMEN |
INDIKATOR ELEMEN PENGEMBANGAN KARAKTER |
|
Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi |
Peserta didik mampu mengidentifikasi kekuatan dan tantangan-tantangan yang akan dihadapi pada konteks pembelajaran, sosial dan pekerjaan yang akan dipilihnya di masa depan. |
|
Mengembangkan refleksi diri |
Peserta didik dapat melakukan refleksi
terhadap umpan balik dari teman, guru, dan orang dewasa lainnya, serta
informasi-informasi karir yang akan dipilihnya untuk menganalisis
karakteristik dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menunjang atau
menghambat karirnya di masa depan. |
|
ELEMEN REGULASI DIRI |
|
|
Regulasi emosi |
Peserta didik mampu mengendalikan dan menyesuaikan emosi yang dirasakannya secara tepat ketika menghadapi situasi yang menantang dan menekan pada konteks belajar, relasi, dan pekerjaan. |
|
Penetapan tujuan dan rencana strategis pengembangan diri |
Peserta didik mampu mengevaluasi efektivitas strategi pembelajaran digunakannya, serta menetapkan tujuan pengembangan diri secara spesifik dan merancang strategi yang sesuai untuk menghadapi tantangantantangan yang akan dihadapi pada konteks pembelajaran, sosial dan pekerjaan yang akan dipilihnya dimasa depan. |
|
Menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri |
Peserta didik dapat menentukan prioritas pribadi, berinisiatif mencari dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik sesuai tujuan di masa depan. |
|
Mengembangkan disiplin diri |
Peserta didik dapat melakukan tindakan-tindakan secara konsisten guna mencapai tujuan karir dan pengembangan dirinya di masa depan, serta berusaha mencari dan melakukan alternatif tindakan lain yang dapat dilakukan ketika menemui hambatan. |
|
Percaya diri, resilien, dan adaptif |
Peserta didik mampu menyesuaikan dan mulai menjalankan rencana dan strategi pengembangan dirinya dengan mempertimbangkan minat dan tuntutan pada konteks belajar maupun pekerjaan yang akan dijalaninya di masa depan, serta berusaha untuk mengatasi tantangantantangan yang ditemui. |
|
Regulasi emosi |
Peserta didik mampu mengendalikan dan menyesuaikan emosi yang dirasakannya secara tepat ketika menghadapi situasi yang menantang dan menekan pada konteks belajar, relasi, dan pekerjaan. |
|
|
DIMENSI GOTONG ROYONG |
|
|
ELEMEN KOLABORASI |
|
Kerja sama |
Peserta didik mampu membangun tim dan mengelola kerjasama untuk mencapai tujuan bersama sesuai dengan target yang sudah ditentukan. |
|
Komunikasi untuk mencapai tujuan bersama |
Peserta didik dapat aktif menyimak untuk memahami dan menganalisis informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan keprihatinan yang disampaikan oleh orang lain dan kelompok menggunakan berbagai simbol dan media secara efektif, serta menggunakan berbagai strategi komunikasi untuk menyelesaikan masalah guna mencapai berbagai tujuan bersama. |
|
Saling ketergantungan positif |
Peserta didik mampu menyelaraskan kapasitas kelompok agar para anggota kelompok dapat saling membantu satu sama lain memenuhi kebutuhan mereka baik secara individual maupun kolektif. |
|
Koordinasi sosial |
Peserta didik mampu menyelaraskan dan menjaga tindakan diri dan anggota kelompok agar sesuai antara satu dengan lainnya serta menerima konsekuensi tindakannya dalam rangka mencapai tujuan bersama. |
|
ELEMEN KEPEDULIAN |
|
|
Tanggap terhadap lingkungan sosial |
Peserta didik dapat tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai dengan tuntutan peran sosialnya dan berkontribusi sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk menghasilkan keadaan yang lebih baik. |
|
Persepsi sosial |
Peserta didik dapat melakukan tindakan yang tepat agar orang lain merespon sesuai dengan yang diharapkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan dan pencapaian tujuan. |
|
ELEMEN BERBAGI |
|
|
|
Peserta didik mampu mengupayakan memberi hal
yang dianggap penting dan berharga kepada orangorang yang membutuhkan di
masyarakat yang lebih luas (negara, dunia). |
|
ELEMEN NILAI-NILAI GERAK |
||
Pada akhir fase ini peserta didik dapat mengevaluasi sikap dan kebiasaan untuk menjadi individu yang sehat, aktif, menyukai tantangan dan cara menghadapinya secara positif dalam konteks aktivitas jasmani dengan menunjukkan perilaku menghormati diri sendiri dan orang lain. |
||
SUB ELEMEN |
INDIKATOR ELEMEN NILAI-NILAI GERAK |
|
Menjelaskan hubungan antara kesehatan dan aktivitas fisik. |
Peserta didik dapat membandingkan besarnya keuntungan berbagai aktivitas fisik yang dapat digunakan untuk menjaga kesehatan. |
|
Menjelaskan bahwa tantangan dan keriangan akan muncul dari adanya aktivitas baru. |
Peserta didik mampu mengukur kemampuan diri terkait dengan kesenangan dan tantangan yang harus dihadapi. |
|
Memberikan alasan terhadap aktivitas jasmani untuk ekspresi diri dan interaksi sosial. |
Peserta didik mampu menganalisis bentuk bentuk aktivitas jasmani yang dapat dijadikan sebagai media untuk ekspresi diri dan interaksi sosial. |
|
-
LATIHAN ASESMEN SUMATIF SEMESTER GASAL KELAS X TAHUN 2022 1. LATIHAN 1 LINK https://forms.gle/iCsFiWCBzkmKefY87 2. LATI...
-
BOLA VOLI 1. Sejarah Bola Voli Pada awal penemuanny...