UPDATE NILAI AKHIR SEMENTARA PJOK KELAS XI BC 2 TAHUN 2022
Selasa, 04 Oktober 2022
Sabtu, 01 Oktober 2022
Senin, 12 September 2022
Rabu, 13 Juli 2022
MAO TSE-TUNG 1893-1976
MAO TSE-TUNG 1893-1976
Michael H. Hart, 1978
Mao Tse-Tung memimpin partai Komunis ke puncak kekuasaan di Cina, dan dalam jangka masa dua puluh tujuh tahun sesudah memegang kendali pimpinan, perubahan-perubahan menakjubkan dan berjangka jauh terjadilah dalam sejarah suatu bangsa yang begitu besar jumlahnya.
Mao Tse-Tung dilahirkan tahun 1893 di desa Shao-shan di propinsi Hunan, Cina. Ayahnya petani agak berada. Di tahun 1911 tatkala Mao masih mahasiswa usia sembilan belas tahun, revolusi pecah memporakporandakan dinasti Ch'ing yang memang sudah melapuk dan brengsek, padahal dinasti ini memerintah Cina sejak abad ke-17. Hanya dalam tempo beberapa bulan saja pemerintahan kaisar sudah terhalau dan terjungkir, dan Cina diproklamirkan sebagai sebuah republik. Malangnya, pemimpin-pemimpin revolusi tidak mampu mendirikan suatu pemerintahan yang kompak dan stabil dan revolusi ditandai oleh keresahan dan perang saudara dalam jangka waktu lama, boleh dibilang berlangsung hingga tahun 1949.
Selaku remaja muda usia, Mao secara pasti menempuh paham kiri dalam pandangan politiknya dan pada tahun 1920 dia betul-betul sudah jadi Marxis tulen. Di tahun 1921 dia merupakan salah seorang dari dua belas pendiri partai Komunis Cina. Tetapi peningkatannya menuju puncak tertinggi kepemimpinan partai berjalan lambat, sehingga baru di tahun 1935 dia menjadi ketua partai.
Sementara itu, secara keseluruhan pun partai Komunis Cina jalannya merangkak, berliku-liku, terguncang-guncang dalam usahanya memegang kekuasaan. Partai menderita banyak kemunduran di tahun 1927 dan tahun 1934, tetapi bagaimanapun dia mampu bertahan dan hidup terus. Sesudah tahun 1935, di bawah kepemimpinan Mao, kekuatan partai secara mantap meningkat dan berkembang terus. Di tahun 1947, partai Komunis Cina sudah siap tempur menumbangkan pemerintahan partai Nasionalis pimpinan Chiang Kai-Shek. Di tahun 1949, pasukannya merebut kemenangan gilang-gemilang dan partai Komunis menguasai mutlak seluruh daratan Cina.
Cina pada saat Mao selaku pemimpin partai Komunis memegang tampuk pemerintahan sesudah melalui pertempuran sengit selama tiga puluh delapan tahun, hampir sebuah Cina yang sudah tercabik-cabik, compang-camping, miskin papa dan tradisional dan terbelakang dan buta huruf, sehingga tampaknya karier gelap membayangi Mao dengan pelbagai rupa rintangan dan jalan akhir yang buntu.
Tetapi, kenyataan berlawanan dengan itu, karena berkat pengaruhnya yang luar biasa besar pada massa, kesemua kekurangan itu bukannya akhir melainkan justru awal dari karier kepemimpinannya, karena pada saat wafatnya tahun 1976 praktis Mao sudah merombak total seluruh Cina. Salah satu segi perombakan secara umum adalah modernisasi negeri, khususnya industrialisasi, peningkatan taraf pendidikan yang luar biasa cepat serta perbaikan tingkat kesehatan rakyat yang menggemparkan. Perubahan-perubahan ini, betapapun pentingnya, bukanlah menjadi alasan utama menempatkan Mao dalam urutan daftar buku ini karena negeri-negeri lain pun dalam saat yang berbarengan melakukan hal serupa.
Segi keberhasilan lainnya oleh Cina di bawah Mao adalah perubahan sistem ekonominya dari sistem kapitalis ke sistem sosialis. Secara politik, sudah barang tentu penggarapan ini dilaksanakan lewat cara-cara totaliter yang keras. Tetapi perlu diingat, lewat indoktrinasi dan penataran yang intensif dan tak kenal lelah, Mao berhasil bukan saja menggerakkan suatu revolusi ekonomi dan politik tetapi juga revolusi sosial. Hanya dalam tempo seperempat abad telah dapat dilakukan perombakan dalam hal kesetiaan terhadap kefamilian yang sempit menjadi kesetiaan terhadap bangsa secara keseluruhan. Perombakan ini mempunyai makna yang teramat penting mengingat sepanjang sejarah sistem kesetiaan dan ikatan kefamilian di Cina teramatlah kokohnya. Lebih dari itu, pemerintah Cina melancarkan propaganda gigih memerangi ideologi Kong Hu-Cu dan tampaknya usaha ini mencapai sasarannya.
Tentu saja, bukan Mao seorang yang menentukan garis politik pemerintah di bawah partai Komunis. Mao tidak pernah memegang peranan seorang diri seperti halnya dilakukan oleh Stalin di Uni Soviet. Tetapi, memang benar Mao merupakan tokoh jauh lebih penting dari siapa pun dalam pemerintahan di Cina hingga akhir hayatnya tahun 1976.
Salah satu proyek yang tak syak lagi merupakan tanggung jawab utama Mao ialah apa yang terkenal dengan sebutan "Lompatan jauh ke depan" di akhir tahun 50-an. Banyak peninjau beranggapan bahwa proyek itu, termasuk penitikberatan pada metode pengintensifan produksi dengan penggunaan tenaga manusia, termasuk dalam skala kecil dalam bentuk komune pertanian, sebagai suatu proyek yang gagal. (Dalam banyak kejadian malah tidak digubris). Proyek lain yang peroleh dukungan Mao, dengan risiko dapat tantangan dari banyak pemimpin-pemimpin Cina lain, adalah "Revolusi besar kebudayaan proletar" di akhir tahun 1960an. Ini merupakan pertentangan tajam, dalam beberapa hal nyaris mirip dengan perang saudara antara Mao dan pendukungnya di satu pihak dengan golongan kepala batu partai Komunis yang birokrasi di lain pihak.
Menarik untuk dicatat, Mao sudah berusia di pertengahan umur enam puluhan tatkala garis politik "Lompatan jauh ke depan" dilancarkan dan berumur lewat tujuh puluhan ketika "Revolusi kebudayaan" digerakkan. Dan pada waktu langkah pendekatan dengan Amerika Serikat terjadi, dia sudah berumur hampir delapan puluh tahun.
Mulanya Mao berpegang pada pendapat, kaum buruh industri di kota-kota merupakan basis terkuat penyokong partai Komunis. Ini sejalan dengan teori Marx. Tetapi, sekitar tahun 1952 Mao berkesimpulan --paling sedikit di Cina-- sokoguru partai berasal dari kaum tani, bukan buruh. Anggapan ini ada dasarnya, karena selama pertempuran panjang dan sengit dengan rejim Nasionalis, Mao selalu berada di daerah pedesaan. Gagasan ini diterapkan tatkala dia menjadi kepala negara. Misalnya, apabila tatkala Stalin berkuasa di Rusia umumnya pembangunan dititikberatkan pada sektor produksi industri, Mao umumnya menarik perhatian lebih besar pada pembangunan sektor pertanian dan pedesaan. Meski begitu, pembangunan industri Cina di bawah Mao maju dengan pesatnya.
Bukan suatu yang mudah menilai arti penting yang berjangka panjang dari seorang tokoh politik yang sejaman. Memperhitungkan dalam urutan keberapa Mao harus muncul dalam daftar buku ini, tak bisa kita mesti membikin perbandingan dengan tokoh-tokoh penting lainnya. Mao Tse Tung mendapat tempat dalam daftar urutan diatas George Washington, karena perombakan-perombakan didalam negeri yang menjadi tanggung jawab perbuatan Mao jauh lebih fundamental ketimbang apa yang telah diperbuat oleh George Washington. Mao juga dapat tempat lebih atas ketimbang Napoleon, Hitler dan Alexander Yang Agung disebabkan pengaruh jangka panjang yang melekat pada dirinya, dan ini jelas lebih besar dari yang dipunyai mereka yang disebut lebih dulu.
Perbandingan nyata lain adalah antara Mao dan Lenin. Mao memerintah dalam jangka waktu yang lebih panjang daripada Lenin, lagipula didalam negeri yang jumlah penduduknya jauh lebih banyak. (Kenyataan memang menunjukkan, masa berkuasanya Mao melebihi jangka waktu penguasa mana pun dalam sejarah!) Tetapi, Lenin mendahului Mao dan memancarkan pengaruh kuat terhadap Mao, dan dengan jalan mendirikan Komunisme di Rusia berarti dia mempersiapkan dan membuka jalan bagi pembentukan Komunis berikutnya di Cina.
Orang
yang karya usahanya hampir dapat disejajarkan dengan Mao adalah Shih Huang Ti.
Kedua-duanya orang Cina dan keduanya arsitek perombakan-perombakan besar untuk
negerinya. Shih Huang Ti dapat tempat lebih atas dalam urutan buku ini karena
kita tahu pengaruhnya berlangsung selama tidak kurang dari dua puluh dua abad.
Meskipun perubahan-perubahan yang dilaksanakan Mao besar kemungkinan lebih
penting dan lebih mendasar, tetapi kita belum tahu pasti sampai berapa lama
pengaruhnya bisa bertahan.
SHIH HUANG TI 259 SM-210 SM
SHIH HUANG TI 259 SM-210 SM
Michael H. Hart, 1978
Kaisar Cina yang besar Shih Huang Ti dari tahun 238-210 SM menyatukan Cina dengan kekuatan senjata dan meletakkan dasar perombakan-perombakan. Perombakan ini merupakan faktor utama dalam penyatuan kultural Tiongkok hingga kini.
Shih Huang Ti (juga terkenal dengan julukan Ch'in Shih Huang Ti) dilahirkan tahun 259 SM dan wafat tahun 210 SM. Untuk memahami arti penting pribadinya, kita perlu mengetahui dulu latar belakang historis masanya. Dia lahir di penghujung tahun dinasti Chou yang didirikan sekitar 1100 SM. Berabad sebelum masanya, dinasti Chou sudah kehilangan keampuhannya selaku penguasa, dan Cina terpecah belah menjadi banyak sekali negara-negara feodal.
Pelbagai raja-raja feodal ini tak henti-hentinya bertempur satu sama lain, dan lambat laun beberapa penguasa kecil melenyap. Salah satu dari negeri terkuat yang selalu baku hantam itu Ch'in, di bagian Cina sebelah barat. Pemimpin-pemimpin kerajaan Ch'in menganut mazhab filosofis legalis yang dijadikan dasar negara. Kong Hu-Cu menganjurkan agar penduduk diperintah lewat contoh suri teladan akhlak dari pemimpinnya. Tetapi, menurut mazhab filosofi legalis, rakyat tidak cukup baik diperintah lewat cara yang ditunjukkan Kong Hu-Cu, karena itu tidak mungkin ditrapkan. Mendingan, rakyat itu diawasi ketat lewat aturan-aturan keras dan dipaksa tanpa pandang bulu. Hukum dan aturan digariskan oleh penguasa dan penguasa dapat mengubah kalau dia pandang perlu untuk kepentingan politik masa depan negeri.
Bisa jadi akibat berpegang pada ide legalis, bisa jadi juga karena letak posisi geografisnya, atau bisa jadi berkat kemampuan kepemimpinan Ch'in, negeri itu menjadi negeri paling kuat diantara negeri-negeri kerajaan di Cina pada saat Cheng (keturunan Shih Huang Ti di masa depan) lahir. Secara simbolis Cheng naik tahta pada tahun 246 SM pada umur tigabelas tahun tetapi dalam praktek sebuah dewan memegang pemerintahan hingga Cheng cukup dewasa di tahun 238 SM. Raja baru itu mengangkat jendral-jendral yang berkemampuan dan dengan semangat berkobar-kobar mengganyang negeri-negeri feodal yang masih tinggal. Negeri feodal terakhir rontok tahun 221 SM dan sesudah itu dia bisa memproklamirkan diri selaku Wang (raja) seluruh Cina. Sekedar memberi bobot, dalam rangka usahanya memutus hubungan dengan masa lampau, dia memakai gelar baru dan menyebut dirinya Shih Huang Ti yang maknanya "Kaisar pertama."
Shih Huang Ti segera bergegas melakukan perubahan-perubahan besar. Berdasar tekad mencegah cerai-berainya lagi Cina yang telah merusakkan kerajaan Chou, dia memutuskan menghapus habis seluruh sistem pemerintahan feodal. Wilayah yang dikuasainya dibagi-baginya menjadi 36 propinsi, dan pada tiap propinsi diangkat seorang gubernur sipil yang langsung ditunjuk oleh kaisar. Shih Huang Ti mengeluarkan dekrit bahwa gubernur propinsi tidaklah lagi berdasar keturunan. Akibat dari keputusan ini, terjadilah kebiasaan memindah-mindahkan gubernur dari satu propinsi ke propinsi lain untuk mencegah kemungkinan timbulnya pejabat daerah yang ambisius dan menyusun basis kekuatan untuk kepentingan dirinya sendiri. Tiap propinsi juga punya pimpinan militer, ditunjuk oleh kaisar dan sewaktu-waktu bisa dipindah kapan saja dia berkenan. Di samping itu ditunjuknya pula pejabat ketiga untuk memelihara keseimbangan antara gubernur sipil dan gubernur militer. Dia membangun jalan raya yang panjang dan rapi menghubungkan ibukota dengan kota-kota propinsi. Jalan raya itu dibangun sedemikian rupa --di samping arti ekonomisnya-- juga sewaktu-waktu dapat digunakan untuk gerakan tentara pusat ke daerah-daerah yang kalau-kalau banyak tingkah dan coba-coba bikin ulah yang bisa mengganggu keutuhan dan kestabilan kekuatan pusat. Shih Huang Ti pun tak lupa mengumumkan aturan bagi aristokrat-aristokrat lama yang masih hidup harus menetap di ibukota Hsieng yang dengan maksud supaya mereka dapat dengan mudah diawasi gerak-geriknya.
Tetapi, Shih Huang Ti tidaklah puas hingga di situ. Dia tidak puas hanya sampai urusan persatuan politik dan militer semata, tetapi juga berusaha menggalang kesatuan ekonominya. Dia menentukan norma-norma ukuran baik untuk berat timbangan maupun panjang sesuatu barang. Dia menetapkan standar mata uang, macam-macam peralatan, lebar serta panjang kendaraan dan mengawasi konstruksi jalan raya dan saluran-saluran air. Dan dia juga menetapkan sistem hukum yang seragam untuk seluruh Cina berikut standar bahasa tulisan.
Perbuatan kaisar yang paling termasyhur (atau barangkali yang paling tidak populer) adalah peraturan yang dikeluarkannya tahun 213 SM yang mengharuskan bakar semua buku di Cina, kecuali buku-buku yang berkaitan dengan masalah pertanian, kedokteran, catatan sejarah mengenai negara Ch'in dan buku-buku falsafah yang ditulis oleh pengarang-pengarang penganut faham legalis. Selebihnya --tidak kecuali buku-buku doktrin Kong Hu-Cu-- mesti dimusnahkan. Dengan dikeluarkannya aturan yang kelewatan ini mungkin merupakan contoh pertama adanya sensor besar-besaran dalam sejarah. Dia bermaksud melabrak habis filosofi-filosofi lawannya, khususnya faham Kong Hu-Cu. Tetapi, Shih Huang Ti memerintahkan mengkopi buku-buku yang dilarang dan disimpan di perpustakaan di ibukota.
Politik luar negerinya tak kurang keras serta kuatnya. Dia melakukan penaklukan di bagian selatan Cina, dan daerah-daerah yang ditaklukkan dimasukkan ke dalam wilayah Cina. Juga di utara dan di barat pasukannya berhasil, namun dia tidak mampu menundukkan penduduknya secara permanen. Untuk mencegah jangan sampai mereka menyerang Cina, Shih Huang Ti menghubungkan pelbagai dinding lokal yang memang sudah ada di perbatasan Cina utara sehingga menjadi jalur tembok raksasa. Tembok besar Cina itu masih utuh terdapat hingga kini. Konstruksi proyek ini berikut pertempuran-pertempuran dengan pihak luar, membebankan penduduk dengan pajak tinggi, dan ini membuatnya tidak populer. Karena pemberontakan melawan pemerintahan tangan besinya tidak mungkin, serangkaian perbuatan dilakukan orang untuk menghabiskan nyawanya. Tetapi, tak satu pun usaha pembunuhan ini yang berhasil, dan Shih Huang Ti mati secara wajar tahun 210 SM.
Tembok Besar China
Kaisar digantikan putera keduanya bergelar Erh Shih Huang Ti. Tetapi, sang anak tidak memiliki kemampuan sang ayah, karena itu beberapa pemberontakan pun meletus. Dalam tempo empat tahun dia terbunuh. Perpustakaan kerajaan dibumihangus, dan dinasti Ch'in sepenuhnya ditumbangkan.
Namun, karya usaha Shi Huang Ti yang sudah dirampungkannya bukanlah hal yang percuma. Orang Cina memang bersenang hati pemerintahan tiraninya sudah berakhir, tetapi, ada sebagian kecil yang berhasrat kembali ke suasana anarki seperti masa lampau. Dinasti berikutnya (dinasti Han) meneruskan sistem dasar administratif yang ditegakkan oleh Ch'in Shih Huang Ti. Dan memang dalam kenyataannya, sepanjang dua puluh satu abad kekaisaran Cina melanjutkan garis-garis yang sudah diletakkan. Meskipun sistem hukum Ch'in yang keras segera dilunakkan oleh para kaisar dinasti Han, dan biarpun keseluruh filosofi legalis sudah dijauhi dan Confucianisme menjadi lagi falsafah negara, penyatuan politik dan kultural yang sudah dibangun oleh Shih Huang Ti tidaklah luntur.
Secara keseluruhan, makna penting Shih Huang Ti untuk Cina sudahlah terang benderang. Orang-orang Barat senantiasa terpukau oleh besarnya ukuran Cina, tetapi umumnya sepanjang sejarah sebenarnya tidaklah lebih besar penduduknya ketimbang Eropa. Perbedaannya adalah, Eropa senantiasa terpecah-pecah menjadi negara kecil-kecil sedangkan Cina dipersatukan menjadi sebuah negeri besar. Perbedaan ini tampak berkat faktor-faktor politik dan sosial, bukannya lantaran faktor geografi, misalnya dalam hal jarak panjang pegunungan di Cina tidaklah banyak beda dengan apa yang ada di Eropa. Karuan saja, penyatuan Cina tidaklah bisa dianggap semata-mata kerja Shih Huang Ti seorang. Banyak orang --misalnya Sui Wen Ti-- juga memainkan peranan penting, tetapi tidaklah perlu diragukan lagi Shih Huang Ti yang paling penting dari yang penting. Dialah titik sentralnya.
Berbicara tentang Shih Huang Ti tidaklah tuntas sempurna tanpa menyebut-nyebut perdana menterinya yang cerdas dan hebat, Li Ssu. Memang, begitu pentingnya pengaruh Li Ssu terhadap pengambilan keputusan kaisar sehingga sulit membedakan mana yang lebih menentukan diantara keduanya menyangkut perubahan-perubahan besar yang terjadi. Untuk terhindar dari kesulitan tilik sana tilik sini, saya menetapkan semua jasa-jasa perbuatan gabungan mereka kepada Shih Huang Ti. (Lagi pula, biarpun Li Ssu mengajukan nasehat, kata terakhir ada pada kaisar).
Shih
Huang Ti, antara lain akibat perbuatan membakar buku-buku, dikutuk oleh umumnya
penulis-penulis berfaham Kong Hu-Cu di belakang hari. Mereka mengutuknya
sebagai tiran, kedukun-dukunan, penuh takhyul, jahanam, anak sundal dan
berkemampuan kepalang tanggung. Sebaliknya, Cina Komunis umumnya memujanya
selaku pemikir progresif. Penulis-penulis Barat kadangkala membandingkan Shih
Huang Ti dengan Napoleon. Tetapi, tampaknya dia lebih mirip dengan Augustus
Caesar, pendiri kekaisaran Romawi. Empirium yang mereka dirikan sedikit banyak
punya kemiripan dalam ukuran luas daerah dan jumlah penduduk. Bedanya, empirium
Romawi berdiri jauh lebih singkat dan daerah yang diperintah oleh August Caesar
tidak mampu dipersatukan dalam jangka waktu lama. Tidaklah demikian pada Shih
Huang Ti. Itu sebabnya Shih Huang Ti lebih punya pengaruh ketimbang Augustus
Caesar.
Abah Garin News: SENAM LANTAI
Abah Garin News: SENAM LANTAI : Senam Lantai Senam telah menjadi olahraga alternatif bagi hampir semua kalangan. Selain, gerakan sena...
-
sanggup melakukannya. Atau tidak ada seorang pun yang dapat melakukan gerakan tubuh seperti yang telah ia capai
-
KESALAHAN YANG SERING TERJADI DALAM MELAKUKAN TEKNIK DASAR SEPAK BOLA A. Pendahuluan Sepak Bola merupakan salah satu olahraga...
-
NARKOBA A. A. Pengertian Ada banyak jenis-jenis narkoba. Penyalahgunaan obat-obatan...

























